Perikanan merupakan salah satu sektor yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Terlebih lagi, sumberdaya perikanan di Indonesia sangat berlimpah dan dapat dimanfaatkan oleh siapapun.
Permintaan pasar atas hasil budidaya perikanan yang cukup tinggi, membuat sektor usaha ini tetap eksis di kalangan masyarakat.
Masyarakat biasanya melaksanakan budidaya perikanan pada kolam buatan ataupun keramba apung.
Akan tetapi, budidaya ikan memang sering mengalami kendala atau kematian ikan akibat kualitas air tidak dapat dimonitor secara realtime.
Untuk mengatasi hal  tersebut, diperlukan sebuah teknologi monitoring kualitas air yang dapat dipantau secara langsung dan fleksibel.
Seperti perangkat yang diciptakan oleh lima Mahasiswa Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Lima mahasiswa UGM ini menciptakan aplikasi monitoring kualitas air kolam berbasis Internet of Things.
S-Pond, Aplikasi Monitoring Kualitas Air Berbasis IoT
Salah satu kendala yang sering dialami oleh para pembudidaya ikan adalah kematian ikan. Ikan yang dibudidayakan tersebut seringkali mengalami kematian akibat kualitas air kolam yang buruk.
Mengatasi permasalahan tersebut, Mahasiswa Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan aplikasi berbasis Internet of Things yang dapat digunakan untuk memonitor kualitas air kolam.
Beberapa parameter yang dapat dimonitoring adalah pH, suhu kolam dan lingkungan, kelembaban, oksigen terlarut, hingga data terkait kematian ikan dapat diketahui.
Aplikasi S-Pond yang diciptakan oleh Bintang Ramadhan, Saarah Khairunnisa, Kaisa Fadhilah, Rizky Nur, dan Latief Hisyam melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).