Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di jalur khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu kemarau dan penghujan.
Banjir merupakan salah satu bencana yang kerap terjadi ketika musim penghujan berlangsung. Terdapat banyak faktor penyebab banjir masih sering terjadi di Indonesia.
Tingginya tingkat pembangunan di Indonesia yang digunakan untuk pemukiman atau lahan perkantoran, membuat tanah yang dapat menyerap air semakin berkurang keberadaannya.
Selain itu, kebiasaan masyarakat Indonesia yang masih sering membuang sampah di sungai, berpotensi menyebabkan banjir ketika musim penghujan datang karena sungai tidak mampu menampung debit air.
Meskipun sering terjadi bencana banjir, masyarakat masih sering terdampak banjir cukup parah kurangnya persiapan atau mitigasi bencana.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan banjir yang masih sering terjadi. Beberapa upaya seperti normalisasi sungai, pelebaran sungai, sosialisasi masyarakat, ataupun dengan penggunaan teknologi canggih Automatic Water Level Recorder berbasis IoT.
Mitigasi Banjir dengan Automatic Water Level Recorder Berbasis IoT
Banjir yang terjadi di Indonesia, seringkali disebabkan sungai yang tidak lagi mampu menampung debit air.
Dampak dari banjir sangat merugikan masyarakat, oleh karenanya pemerintah mulai menerapkan teknologi-teknologi untuk mitigasi bencana banjir.
Teknologi yang digunakan untuk mitigasi banjir adalah Automatic Water Level Recorder (AWLR). Data yang diperoleh melalui perangkat AWLR tersebut dapat diakses secara realtime dan dari mana saja karena sudah berbasis Internet of Things.
Perangkat AWLR berbasis Internet of Things nantinya dapat memberikan data terkait tinggi air sungai, serta titik vital aliran sungai.