Mohon tunggu...
IndoAlpha Research
IndoAlpha Research Mohon Tunggu... -

IndoAlpha adalah penyedia riset dan informasi pasar modal Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Burger BIG MAC dipakai untuk mengukur nilai Rupiah?

18 Februari 2014   14:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita semua pasti tahu Burger Big Mac yang dijual McDonald bukan?

[caption id="" align="alignnone" width="400" caption="Big Mac Index"][/caption]

Tapi tahukah burger ini dipakai menjadi alat untuk mengukur nilai mata uang suatu Negara?

Mengherankan, tapi memang ada. The Economist menciptakan Big Mac Index ini pada tahun 1986 sebagai panduan ringan untuk melihat apakah mata uang Negara tertentu berada pada level yang “benar”.

Ide ini berdasarkan teori Purchasing-Power-Parity (PPP), sebuah gagasan bahwa nilai tukar pada jangka panjang, akan bergerak menuju tingkat yang sama sesuai dengan harga barang dan jasa yang identik antara dua negara.

Misalnya, harga Big Mac di US pada Jan’14 adalah USD 4.62, sedangkan di China harga Bic Mac hanya USD 2.74 (setelah mengkonversi Yuan ke USD).

Maka secara kasar, Big Mac Index mengatakan bahwa mata uang Yuan undervalued sebesar 41% saat itu. Dan mata uang Yuan akan bergerap menutup gap tersebut dalam jangka panjang, seiring dengan bertumbuhnya kesejahteraan China mendekati US.

Percaya tidak percaya, Indeks ini cukup efektif karena Big Mac dijual di 120 negara dan bisa dibilang sudah menjadi makanan umum rata-rata orang di dunia. Selain itu komposisi isinya juga relative sama menurut standar franchise MacDonald.

Bahkan, Burger ini tanpa sengaja menjadi standar Internasional hingga ada Negara yang berusaha memanipulasi Burger ini.

Presiden Argentina, Cristina Kirchner, memanipulasi Burger ini untuk memanipulasi data inflasi dan sehingga mata uang mereka terlihat kuat. Dugaan manipulasi ini muncul di tahun 2011, karena kenaikan harga burger ini jauh lebih tinggi dari data inflasi yang dirilis Pemerintah.

Dan kenyataannya? Kecurigaan para ekonom independen ini benar. Kalau kita ingat baru beberapa minggu lalu manipulasi Presiden Argentina ini terbongkar (Baca disini: Don’t Cry for me Argentina).

Apa kata Big Mac Index ini tentang Rupiah?

[caption id="" align="alignnone" width="622" caption="Nilai RUpiah menurut Big Mac Indeks"]

[/caption]

Harga Big Mac di Indonesia adalah Rp 28,000 atau USD 2.3 per burger nya. Sedangkan di US, Big Mac seharga USD 4.62 per burgernya. Maka Big Mac Index menunjukan bahwa Rupiah undervalued sebesar 50.2%.

Nah tapi... Harus disesuaikan dengan tingkat kesejahteraan (gaji minimum di Indo dengan US kan beda hehe..)

Setelah disesuaikan.. Menurut Indeks ini, nilai Rupiah undervalued sebesar 12% dari angka Rp12,140/ 1 US Dollar. Artinya, nilai wajar Rupiah ada di sekitar Rp10,600. Wow.

Memang, Big Mac Index ini dipakai untuk panduan sederhana saja, karena tentu ada faktor-faktor penting lainnya yang membuat nilai mata uang suatu negara menguat atau melemah terhadap US Dollar.

Tapi dari apa yang Penulis baca dari riset-riset para ekonom baik lokal maupun asing, mayoritas juga mengestimasi Rupiah akan menguat di tahun 2014 ini, ke sekitar level Rp11,000 – Rp11,500 per 1 US Dollar. Mari kita lihat perkembangannya!

Source: www.indoalpha.com/big-mac-index/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun