Mohon tunggu...
Indira Widyandani
Indira Widyandani Mohon Tunggu... -

mahasiswi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik. program studi komunikasi. jurusan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Menulis Editorial yang Baik

23 Mei 2012   01:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:57 5345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Editorial, secara definisi, adalah suara perusahaan atau posisi organisasi media pada isu tertentu yang berhubungan dengan kepentingan publik. Editorial ini juga dikenal sebagai pemimpin. Kedua istilah sinonim ini menurut Duyile (2005:63) adalah pendapat koran yang ditulis hanya untuk memahami pembaca, memimpin mereka untuk membuat keputusan mengenai isu-isu yang sedang dibahas.

Editorial menurut beberapa ahli seperti Duyile (2005) yang mendefinisikan editorial sebagai “Komentar atau argumen yang mendukung kebijakan tertentu, tindakan atau ide baik. Ini bisa menjadi argumen yang menunjukkan penalaran dari suatu surat kabar yang menggunakan pikiran pemilik untuk tujuan membujuk pembaca (penonton) untuk memandang berbeda sebuah ide, kebijakan atau bertindak berdasarkan fakta-fakta yang ada. Sementara menurut Okoro, N dan B Agbo (2003:125) menganggap editorial sebagai "evaluasi kritis, interpretasi dan presentasi peristiwa penting, peristiwa kontemporer yang sedemikian rupa untuk menginformasikan, mendidik, menghibur dan memengaruhi pembaca." Dan Hoffman, M (2007:113) mendefinisikan editorial sebagai pernyataan "pendapat dari editor atau penerbit tentang liputan media yang dihasilkan oleh staf berita ".

Di editorial yang terpenting adalah pembaca harus menemukan ide tentang sesuatu yang dituliskannya dari isu di surat kabar. Ide tersebut disajikan sebagai opini. Editorial dalam surat kabar muncul di halaman editorial, halaman yang mencakup editorial, kolom, pendapat artikel, tinjauan dan kartun. Kebijakan editorial umumnya akan mengatakan siapa yang menentukan konten, jika surat kabar kepada editor diterima, jika iklan diterima, lalu melakukan perbaikan kesalahan dengan memilih informasi penting lainnya.

Dewan editorial adalah sekelompok orang, biasanya editor yang sudah senior, yang memutuskan rencana untuk masing-masing editorial yang akan muncul disurat kabar. Pada beberapa surat kabar kecil, editorial ditentukan dan ditulis oleh editor atau penerbit yang didasarkan pada pengamatan sendiri dan penelitian.Untuk menjadi ruang yang layak cetak, editorial perlu memberitahu pembaca tentang hal-hal yang tidak akan dibahas dalam berita secara langsung. Namun editorial itu harus diteliti dengan dengan hati-hati dan secara menyeluruh sebagai sebuah berita.

Perbedaan antara surat kabar dan editorial yakni surat kabar yakni surat kabar adalah suara masyarakat. Editorial adalah suara koran. Suara ini dapat memberitahukan pembaca, merangsang pemikiran, membentuk pendapat dan kadang-kadang mengajak orang-orang untuk bertindak. Secara umum editorial harus terorganisir berdasarkan 4 langkah yakni menyatakan subjek dan posisi anda pada subjek dalam pendahuluan, kedua membahas sudut pandang yang berlawanan. Ketiga membuktikan posisi Anda dengan detail-detail yang mendukung. Lalu yang terakhir menarik kesimpulan.

Sebagai jurnalis yang profesional, tentunya menulis editorial dengan 200 kata saja bukanlah hal yang sulit. Karena semakin lama waktu menulis editorial maka semakin menunjukkan bahwa jurnalis tersebut belumlah handal. Namun seperti yang telah dijelaskanpada beberapa paragraf diatas bahwa jurnalis yang menulis editorial adalah mereka yang sudah menjadi editor profesional.Editorial ini harus berupa pernyataan dari posisi mereka tentang sebuah isu yang mencerminkan visi dan misinya. Masalah yang diungkap harus lancar. Artinya editorial harus mempunyai fakta dan menjelaskan tentang fakta tersebut, memiliki argumen, baik untuk atau terhadap masalah yang diangkat. Serta memiliki kritik dan menawarkan berbagai solusi untuk masalah.

Sementara karakteristik untuk menulis editorial adalah artikel dapat menyajikan pendapat dari masalah disurat kabar.Mencerminkan suara mayoritas dari para dewan redaksi, badan surat kabar yang terdiri dari editor dan manajer bisnis. Hal ini biasanya unsigned. Institusi media yang menuliskan editorial harus bisa membangun argumen dan mencoba membujuk pembaca untuk berpikir dengan cara yang sama mereka lakukan. Hal ini dimaksudkan untuk memengaruhi opini publik, mengajak untuk berpikir kritis, dan kadang-kadang menyebabkan orang untuk mengambil tindakan terhadap masalah. Intinya, editorial adalah berita berpendirian.

Untuk bisa menulis editorial, beberapa yang harus diperhatikan yakni memaparkan penjelasan tujuan dari masalah, terutama masalah kompleks.Mampu memberikan pendapat dari sudut pandang lawan yang secara langsung membantah masalah namun tetap disampaikan secara profesional.Tulisan dalam editorial tidak boleh melibatkan emosi secara pribadi, yang berarti mereka harus mampu mengontrol emosi agar tidak menimbulkan penghinaan terhadap orang lain walaupun pendapatnya bersifat persuasi. Mereka juga harus bisa memberikan solusi alternatif terhadap masalah atau isu secara kritis. Sebab siapapun dapat mengeluh tentang masalah, tapi sebuah editorial yang baik harus mengambil pendekatan pro-aktif untuk membuat situasi lebih baik dengan menggunakan kritik yang membangun. Terkahir usahakan untuk membuat kesimpulan yang padat dan ringkas namun jelas maksudnya.

Jadi dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa editorial adalah opini yang dituliskan oleh redaksi yang sudah profesional sebagai bentuk sikap dari institusi media yang kritis terhadap persoalan aktual, fenomenal atau kontorversial yang sedang berkembang dimasyarakat. Opini tersebut menjelaskan masalah atau isu yang sedang hangat dibicarakan disurat kabar dan mampu memberikan solusi yang kritis. Dalam editorial tidak berisikan nama penulis, karena merupakan pemikiran dari segenap awak media,mulai dari pemimpin redaksi sampai redaktur-redaktur yang berkompeten dansemuanya tergabung dalam suatu rapat redaksi untuk menetukan sikap terhadap isu-isu yang berkembang dimasyarakat itu.Lalu perlu diingat bahwa editorial bukan opini dari penulis, tapi merepresentasikan opini dari surat kabar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun