Dalam perjalanan menuju tahapan Ruang Kolaborasi, saya mendapatkan bimbingan dari Pengajar Praktik Ibu Nur Fitriyanti, M.Pd pada hari Jum'at, 26 April 2024. Dalam Pendampingan Individu 1, Ibu Fitri membimbing saya apakah ada hambatan dan menanyakan apakan ketakutan saya mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini terjadi dan bagaimana cara saya mengatasi kekhawatiran yang saya miliki. Ibu Fitripun memberikan masukan-masukan serta motivasi kepada saya agar saya mampu menjalani Pendidikan Guru Penggerak ini sampai selesai.Â
Setelah melawati tahapan Eksplorasi Konsep, maka saya mulai berkolaborasi bersama teman-teman dalam Ruang Kolaborasi. Pada Ruang Kolaborasi Sesi 1 (30 April 2024)Â ini saya dalam kelompok 1 mendikusikan tentang Visi Bersama kemudian bekerja bersama dalam kolaboratif menyusun Prakasa Perubahan yang disepakati berdasarkan ATAP (Aset Tantangan Aksi dan Pembelajaran). Sedangkan pada Ruang Kolaborasi Sesi 2 (2 Mei 2024)masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang sudah dibuat.
2. Topi Merah (Perasaan)
Perasaan yang saya rasakan pertama kali ketika saya mulai mempelajari modul ini adalah antusias karena materi yang diberikan membuat saya berimajinasi tentang visi dan harapan siswa dan sekolah saya di masa depan. Rasa senang dan semangat dalam membuat visi dan prakasa perubahan bersama dengan teman-teman 1 kelompok belajar. Ternyata saya menemukan teman-teman saya memiliki visi yang luar biasa di masa depan.Â
3. Topi Kuning (Hal Positif)
Hal positif yang saya dapatkan dalam mempelajari modul ini, saya menemukan hal positif.
- Dalam merumuskan sebuah visi dimulai dari mengimajinasikan apa yang kita ingikan terlebih dahulu, kemudian baru kita mulai merumuskan visi murid dan sekolah.
- Penerapan Inkuiri Apresiatif dalam konteks saya sebagai pendidik harus sejalan dengan pernyataan dari Ki Hajar Dewantara, dimana seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya.
- Dengan pendekatan Inkuiri Apresiatif melalui tahapan BAGJA, peran guru sangat penting dalam mewujudkan murid merdeka
- Menggunakan  ATAP (Aset, Tantangan, Aksi dan Pembelajaran), maka akan lebih mudah merumuskan Prakasa Perubahan karena berdasarkan pengalaman yang sudah kita miliki.
- Dalam merumuskan visi maka yang saya perhatikan adalah kepentingan murid dan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila
4. Topi Hitam (Kendala dan Hambatan)
Kendala yang saya hadapi adalah dalam mengatur waktu dalam mengerjakan tugas-tugas berbarengan dengan pembuatan soal dan kisi-kisi  Asasmen Akhir Satuan Pendidikan (AASP) Kelas 6. Akan tetapi cara mencoba untuk mensiasati semua dengan mengerjakan setiap tugas tepat waktu dan segera mengumpulkan tanpa harus menunggu due date.  Sayapun masih belum memahami tahapan BAGJA dengan pada kolom jenis-jenis pertanyaan pada setiap tahapannya.Â
5. Topi Hijau (Ide yang Muncul Setelah Melewati Peristiwa)
Setelah melewati semua yang dilakukan pada 2 minggu mempelajari modul 1.3 ini, saya mendapatkan beberapa ide antara lain adalah
- Merumuskan visi yang sesuai dengan profil pelajar pancasilaÂ
- Menerapkan yang sudah saya prakarsai dalam tahapan BAGJA dengan mensosialisasikan agar prakarsa yang saya buat dapat dipahami oleh Kepala Sekolah dan rekan sejawat.Â
- Tetap berkolaborasi dengan teman-teman guru penggerak yang mempunyai visi yang hebat untuk saling berbagi ilmu dalam merancang dan melaksanakan prakasa perubahan
6. Topi Biru (Kesimpulan dari Peristiwa yang Terjadi)
Dalam tahapan akhir dalam jurnal refleksi dwi mingguan pada modul 1.3 ini saya menarik kesimpulan dari peristiwa yang telah terjadi, diantaranyaÂ
- Merumuskan visi berdasarkan murid impian yang memiliki karekter profil pelajar pancasila.Â
- Dengan memiliki visi, maka guru penggerak harus mampu membuat Prakasa Perubahan berdasarkan ATAP yang dimiliki oleh sekolah dan berkolaborasi dalam mewujudkannya.
- Dengan visi yang mengutamakan kepentingan murid maka akan menjadi stimulasi bagi seorang guru untuk mempu merancang suatu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi murid.Â