Dalam masa pencomblangan ini, pada kencan pertama dilarang untuk bertukar nomor HP dan sosial media. Bahkan Zola tidak memberikan nama lengkap dari teman kencannya. Hal ini ditujukan supaya penilaiannya berdasarkan obrolan maupun kesan pertama saat kencan pertama. Kebanyakan orang akan langsung mencari disosial media begitu tahu nama lengkapnya.
 Takutnya, klien akan menolak di awal jika sudah mengetahui tentang teman kencannya. Padahal, yang terlihat didunia maya itu bukan sifat asli seseorang. Zola hanya memberikan foto dan alasan mengapa ia mengenalkan kliennya pada orang itu. Tidak perlu khawatir, semua diseleksi Zola sesuai permintaan di awal perjanjian dan yang pastinya punya value yang setara.
Kemudian Zola juga membekali topik obrolan, untuk tidak terlalu oversharing dan membahas masa lalu. Hanya obrolan ringan saja, namun intens. Selain topik obrolan, ada hal menarik lainnya, yaitu menu yang dilarang saat kencan pertama. Noodles. Bagi Zola, suara saat menghirup mie itu menganggu dan tidak rapi. Steak bisa menjadi pilihan yang bagus. Hal terpenting adalah obrolan, untuk pilihan menu makanan pilih yang aman-aman saja supaya tidak menganggu sesi mengobrol dengan teman kencan.
Setelah berkencan, tim Zola akan mengirimkan umpan balik kepada klien. Tentang bagaimana kesan kencan pertamanya, dan apakah ingin melanjutkan bertemu dengan orang tersebut atau tidak. Apabila iya, Zola akan memberikan nomor HP satu sama lain jika sama-sama setuju untuk melanjutkan. Namun apabila tidak, tidak masalah.
 Zola justru menganggap ketidakinginan untuk ke langkah berikutnya, merupakan pengetahuan baru bagi kliennya. Karena klien akan mempelajari dirinya sendiri, ternyata meski sesuai kriteria, ada hal-hal yang tidak cocok dengan kepribadiannya. Dan misal tidak cocok, leave them with a good impression, karena siapa tahu klien akan bertemu relasi lain dari orang tersebut.Â
Jaminan untuk pacaran atau menikah setelah berkencan beberapa kali itu tergantung klien. Namun, dikenalkan kepada seseorang yang sangat sesuai dengan kriteria, bervalue, status sosial yang sama, dan mempertemukan klien dengan seseorang hingga cocok itu adalah tanggung jawabnya. Karena yang bisa mewujudkan hal itu terjadi adalah, ya, dua orang tersebut.Â
Orang-orang akan bertanya, bagaimana cara tahu bahwa dialah 'the one', Zola akan menjawab, ya make it happened. Wujudkanlah 'the one' itu. Dengan saling memperjuangkan untuk mencapai tujuan yang sama secara bersama-sama. Zola juga memberikan tips bagaimana mendekati lawan jenis meskipun klien termasuk tipe introvert. Zola akan berusaha membantu hingga mereka bertemu dengan jodohnya.Â
Bagi yang penasaran berapa harga yang ditawarkan untuk jasa ini, Zola pernah menyebutkan angkanya dalam podcast di Raditya Dika, harga yang disepakati yaitu, sekitar 3700 dolar, atau sekitar 50 juta rupiah dalam 6 bulan to matches, dengan tingkat kesuksesan rata-rata 87%. Harga yang bukan untuk kaum mendang-mending. Biasanya yang memakai jasa ini adalah orang-orang yang tidak mempunyai waktu untuk mencari pasangan, terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
 Jadi dia hanya perlu mendaftar, bertemu Zola untuk mengobrol, mendiskusikan bagaimana pasangan yang dicari, lalu Zola dan tim akan mencarikan yang terbaik dengan koneksi Zola yang sangat luas. Bahkan Zola menyebutkan, satu Indonesia adalah koneksinya. Maka klien tidak perlu khawatir tentang hal itu.Â
Bagaimana? Apakah tertarik untuk mencoba?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H