Mohon tunggu...
Indira Putri Maharani
Indira Putri Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Scabies Menjadi Persoalan Hak Kesehatan Pribadi bagi Warga Binaan

26 Mei 2023   08:59 Diperbarui: 26 Mei 2023   09:21 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenereologi/skabies

Seiring dengan perkembangan saat ini, untuk memenuhi hak-hak warga binaan maka juga terdapat aturan mengenai perlakuan terhadap warga binaan. Dalam perkembangan tentang penanganan tahanan, muncul peraturan yakni Standart Minimum Rules for The Treatment of Prisoners yang diprakarsai pada United Nations Congress on the Preventon of Crime and the Treatment Oof Offenders pada 30 Agustus 1955. Standart Minimum Rules for The Treatment of Prisoners ini menegaskan adanya perlakuan kepada warga binaan tanpa membedakan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, ideologi politik, kewarganegaraan, kekayaan, kelahiran, dan status lainnya. Peraturan tersebut mencakup segala aspek dalam perbaikan institusi penjara dan perlakuan terhadap warga binaan yang mencakup standar minimum dalam fasilitas, kebersihan, pakaian, tempat tidur, makanan, pelayanan kesehatan, pelayanan agama, hiburan, sosial, dan perlakuan sipir penjara.

Personal hygiene merupakan salah satu aturan yang menerapkan kesehatan perorangan bagi warga binaan sehingga mampu memelihara serta menjaga kebersihan diri sendiri, memperbaiki, mempertahankan, mempertinggi nilai kesehatan dan mencegah timbul nya penyakit. Pada Standart Minimum Rules for The Treatment of Prisoners telah dijabarkan aturan 18 mengenai kebersihan pribadi atau Personal Hygiene sebagai berikut:

  • 1. Warga binaan diharuskan menjaga kebersihan mereka sendiri, dan untuk tujuan ini mereka akan diberikan air dan dengan barang-barang toilet seperti yang diperlukan untuk kesehatan dan kebersihan.
  • 2. Agar warga binaan dapat menjaga penampilan yang baik sesuai dengan harga diri mereka, fasilitas untuk perawatan rambut dan janggut yang tepat harus disediakan, dan pria harus dapat mencukur secara teratur

Di Indonesia, Lapas identik dengan kata penjara yang memiliki ciri blok-blok ruangan yang penuh dan sesak, tidak begitu terawat dan kurangnya ventilasi yang tidak memadai memungkinkan dapat timbulnya berbagai macam penyakit. Apabila dalam satu kamar atau ruangan terdapat jumlah warga binaan yang tidak terkondisikan maka akan berdampak pada kebersihan pribadi dari warga binaan lainnya. Selain itu, sarana dan prasarana tidak mendukung serta kondisi sanitasi yang kurang baik merupakan faktor terjadinya gangguan kesehatan terhadap warga binaan hingga dapat terjangkit penyakit menular.

Skabies merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh warga binaan. Kondisi ini menyebabkan rasa gatal pada kulit akibat terdapatnya tungau yang menggali ke dalam kulit. Para warga binaan menganggap gatal yang mereka rasakan merupakan penyakit biasa bahkan diperparah dengan menggaruk pada bagian yang gatal, namun yang sebenarnya terjadi penyakit skabies apabila terus digaruk akan mengakibatkan komplikasi luka dan infeksi yang lebih parah hingga bernanah. Hal ini terjadi karena pengetahuan warga binaan yang kurang dalam menangani penyakit tersebut dan kurang kesadaran dalam berperilaku hidup bersih. Padahal, kebersihan merupakan suatu perilaku yang diajarkan dalam kehidupan manusia untuk mencegah timbulnya penyakit karena, pengaruh lingkungan serta membuat kondisi lingkungan agar terjaga kesehatannya. Ada beberapa faktor pengaruh yang menyebabkan terjadinya penyakit Scabies pada warga binaan, diantaranya:

  • 1. Pengaruh kebersihan kulit
  • Sebagian besar warga binaan ada yang tidak mandi 2 kali sehari memakai sabun. Warga binaan sebagian besar mandi 1 kali sehari terkadang berbagi sabun dengan warga binaan lainnya atau bahkan tidak memakai sabun sama sekali saat mandi. Pada warga binaan yang praktik mandinya buruk penyebaran scabies lebih mudah terjadi, mandi yang jarang dapat memudahkan kuman untuk datang dan berkembang biak.
  • 2. Pengaruh kebersihan tangan dan kuku
  • Banyak warga binaan yang tidak memenuhi syarat akan kebersihan tangan dan kuku. Mereka jarang mencuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir. Selain itu juga mereka memiliki kuku yang panjang dan kotor. Memiliki kuku yang panjang dan kotor membuat tungau scabies hidup dan berkembang biak. Hal inilah menjadi faktor pendorong terjadinya penyakit Scabies pada warga binaan
  • 3. Pengaruh kebersihan pakaian
  • Warga binaan yang tidak memenuhi syarakat kebersihan pakaian akan beresiko lebih tinggi terkena penyakit Scabies. Banyak warga binaan yang saling meminjam pakaian dengan sesama warga binaan, karena persediaan baju yang tidak mencukupi. Selain itu banyak warga binaan yang mencuci pakaian dengan wadah yang sama dengan warga binaan lainnya, sehingga hal ini menyebabkan penyebaran penyakit Scabies ke sesama warga binaan.
  • 4. Pengaruuh kebersihan handuk
  • Selain pakaian, handuk merupakan barang pribadi yang seharusnya hanya boleh digunakan oleh diri sendiri. Warga binaan seharusnya sudah memiliki handuk masing-masing, namun ada beberapa warga binaan yang masih meminjamkan handuk ke warga binaan lainnya, dan jarang menjemur handuk setelah digunakan. Handuk yang lembab dan sudah dipakai oleh warga binaan yang terkena penyakit scabies dapat menularkannya kepada warga binaan lainnya karena telur tungau kemungkinan melekat dihanduk.
  • 5. Pengaruh kebersihan tempat tidur dan sprei
  • Warga binaan jarang membersihkan alas tidur dan menjemur kasur seminggu sekali. Warga binaan menggunakan kasur masing-masing namun sebagian besar jarak kasur berhimpitan dengan kasur warga binaan lainnya sehingga dapat menyebabkan tungau pindah ke kasur lainnya dan menularkan penyakit skabies kepada warga binaan yang sehat.

Konsep dan kondisi saat ini pada aturan 18 belum sejalan dengan baik bahkan penerapannya masih sangat buruk. Belum adanya kesadaran dari warga binaan akan kebersihan dan kesehatan serta sarana dan prasarana yang disediakan kurang optimal menjadi faktor pendorong terganggunya kebersihan dan kesehatan pribadi warga binaan. Hal ini menjadi tugas yang sangat penting bagi pemerintah dalam memperbaikinya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah pertama dapat memberikan pembinaan kepada warga binaan terkait dengan pentingnya menjaga kebersihan diri sendiri. Pembinaan ini dapat dilakukan dengan mempraktekannya secara langsung dan petugas lapas dapat mengecek setiap harinya. Dengan melakukan hal tersebut dapat mencegah penyebaran penyakit dari sesama warga binaan. Kedua, dapat mengoptimalkan sarana dan prasaran. Banyaknya sarana dan prasaran yang kurang memadai menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit. Pemerintah dapat mengoptimalkan sarana prasarana yang disediakan agar warga binaan dapat menggunakannya dengan nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun