Akhir-akhir ini viral term "ngemis online" di kalangan pengguna media sosial. Term ini muncul diakibatkan banyaknya konten-konten di salah satu aplikasi media sosial yang menampilkan kegiatan siaran langsung yang berhadiahkan gift yang bisa diuangkan. Pemberian gift ini bermacam-macam bentuk dan rupanya, dari harga yang murah hingga harga yang fantastis.
Sejak maraknya aplikasi media sosial yang bisa menampilkan siaran langsung dengan bebas dan penonton bisa memberikan hadiah secara langsung, maka makin bebas pula orang-orang menampilkan konten-konten secara beragam, baik konten yang mendidik, maupun konten yang tidak masuk akal dan bahkan tidak mendidik demi mengharapkan gift dari penonton.Â
Hal ini memicu pengguna media sosial ini untuk menggunakan cara-cara yang terkadang ekstrem dan nyeleneh untuk mendapatkan gift dari penonton siarannya.
Sayangnya, konten yang tidak mendidik dan bahkan tidak bermanfaat inilah yang justru lebih banyak diviralkan dan dibicarakan, sehingga banyak yang mengikutinya.
Akibat maraknya siaran langsung yang menampilkan konten-konten tidak layak dan tidak mendidik demi mendapatkan gift dari penonton, maka muncul pulalah term ngemis online untuk melabeli kegiatan orang-orang tersebut dalam siarannya.Â
Term ngemis online terdiri dari dua kata, yaitu "ngemis"Â atau "mengemis", dan "online". Kata "mengemis" dalam KBBI berarti meminta-minta sedekah; meminta dengan merendah-rendah dan dengan penuh harap.Â
Sedangkan kata "online" merupakan kata yang diindonesiakan menjadi "daring (dalam jaringan)". Term ini berarti kegiatan meminta-minta yang dilakukan secara daring demi mengharapkan diberikan sesuatu.
Term "ngemis online" merupakan term yang disematkan kelompok dominan kepada kelompok yang didominasi. Kelompok dominan ini adalah kelompok yang menentang kegiatan mengemis secara daring dengan melabeli orang-orang tersebut dengan term itu.Â
Kelompok dominan adalah kelompok yang bisa berasal dari bermacam-macam kelompok atau individu, bisa dari jajaran penguasa, kelompok mayoritas, orang-orang pintar, orang-orang kaya, dan lain-lain.Â
Kita bisa mengetahui kelompok dominan ini dari penggunaan bahasa yang mereka gunakan. Bahasa yang mereka gunakan disebut bahasa dominasi. Bahasa dominasi ini digunakan untuk mengatur, mengajak, memengaruhi, membatasi, dan menekan suatu kelompok yang didominasi.