Mohon tunggu...
Indira Faiza Fattih
Indira Faiza Fattih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga - Universitas Airlangga

Halo! Saya Indira Faiza Fattih, Mahasiswa prodi S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pro Kontra Mengenai Pengaruh Budaya Korean Wave

5 Juni 2022   01:11 Diperbarui: 5 Juni 2022   08:21 3511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adanya pengaruh globalisasi di era modern digunakan sebagai konsep menonjol yang telah mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat, salah satunya merupakan aspek budaya. Perkembangan globalisasi yang telah membawa dampak positif maupun negatif bagi para masyarakat. Pengaruh globalisasi mengarah pada pertukaran pandangan dunia terhadap pemikiran dan produk budaya dalam membangun sebuah landasan yang sama. 

Pada kurun waktu terakhir ini, Korea Selatan berhasil menyebarluaskan produk budaya populernya ke dunia internasional. Salah satu bukti nyata fenomena budaya modern yang berasal dari negeri Ginseng, Korea Selatan adalah “Korean Wave” atau disebut juga Hallyu yang muncul di akhir tahun 1990-an sebagai budaya yang mendunia dengan memperkenalkan budaya-budaya Korea Selatan melalui dunia musik, makanan, film, K-drama, kosmetik, variety shows, cara berpenampilan, gaya bicara, bahkan masyarakat pun tertarik untuk bisa belajar bahasa Korea. Korean Wave meliputi kebudayaan Korea Selatan dengan manautkan kehidupan budaya tradisional dan modern. Proses penyebaran budaya tersebut melalui media massa diantaranya adalah internet, instagram, twitter, facebook, youtube dan masih banyak lagi media massa lainnya.

Di Indonesia sendiri, Korean Wave telah diterima dengan baik karena lebih kompatibel berdasarkan nilai-nilai lokal. Beberapa alasan kuat yang telah menerima masuknya kebudayaan Korean Wave di Indonesia karena dapat menciptakan wawasan dan pengetahuan luas bagi masyarakat yaitu bisa mengenal dan memahami dengan baik mengenai bahasa Korea. Masyarakat yang gemar menonton drama Korea biasanya mudah untuk mendapatkan pengetahuan baru, mengenal sistem pendidikan di Korea Selatan, adanya motivasi dan semangat dalam bermimpi untuk mengikuti program beasiswa ke Korea Selatan. Adanya kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu banyaknya penggemar girlband dan boyband Korea sehingga mereka memutuskan untuk datang ke Indonesia dengan melakukan konser musik, hal tersebut dapat menarik media internasional untuk meliput. Selain itu, dapat mempromosikan Indonesia ke dunia dengan menarik wisatawan asing agar dapat  berkunjung bebas di Indonesia. 

Namun, dikhawatirkan juga kepada masyarakat di era masa kini lebih tertarik dan menyukai untuk mengikuti perkembangan zaman dan seolah-olah tidak melestarikan budaya Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur, nilai kebudayaan, norma, dan adat istiadat. Karena dampak dari budaya global yang semakin sulit dihindari dengan mulai mengikuti  kebudayaan tersebut di era yang semakin canggih ini. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih akan lebih mudah dalam melakukan aktivitas untuk memiliki kemampuan lebih jauh, tetapi sebagai eksistensi negara dan bangsa Indonesia tetap membutuhkan semangat nasionalisme. Maka, muncul sebuah alasan untuk dapat menolak adanya perkembangan dari penyebaran budaya Korean Wave mengenai peniruan sikap sosial dan gaya hidup masyarakat yang dapat mengakibatkan lunturnya jiwa-jiwa nasionalisme. Sehingga, muncul ketidaksesuaian dari unsur-unsur kebudayaan yang memiliki sebuah perbedaan. Selain itu, hilangnya  nilai budaya lokal di Indonesia yang meliputi ragam seni dan budaya. 

Oleh karena itu, dari adanya alasan kuat maupun menolak dengan adanya perkembangan dari budaya Korean Wave, kita diharuskan untuk tetap berpikir kritis dan bersikap bijak agar dapat membiasakan diri dengan terus memperkuat dan mendorong masyarakat untuk tetap mencintai budaya-budaya lokal dan diharapkan juga untuk lebih mendukung dengan mengupayakan peningkatan jiwa-jiwa nasionalisme dalam menghidupkan budaya kembali untuk menjunjung kebanggaan terhadap bangsa dan negara di Indonesia. Berkembangnya budaya asing jika tidak dilakukan dengan adanya penyaringan budaya akan menyebabkan hilangnya rasa nasionalisme sedikit demi sedikit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun