Stunting adalah suatu kondisi di mana seorang anak mengalami keterhambatan pertumbuhan yang menyebabkan terhambatnya aktivitas sehari-hari. Anak yang mengalami stunting secara fisiknya tinggi badan akan terlihat lebih rendah daripada anak seusianya, anak-anak pun lebih mudah lelah dan lemas, serta kerja otak berfungsi lebih lambat dari biasanya.Â
Stunting sudah meraja lela di Indonesia. Pemerintah pun berusaha untuk terus menemukan inovasi baru untuk menekan prevalensi stunting yang terjadi di Indonesia.
Stunting disebabkan oleh kurangnya konsumsi gizi yang cukup pada saat dalam kandungan dan masa balita. Stunting mulai teratasi karena berbagai inovasi yang dilakukan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia untuk terus mensosialisasikan pentingnya asupan gizi cukup pada ibu hamil untuk menghindari kondisi stunting yang akan terjadi pada anak-anak di Indonesia.Â
Solusi stunting yang ditawarkan sering kali adalah mulai meningkatkan konsumsi Tablet Tambah Darah atau TTD untuk remaja supaya tidak mengalami anemia penyebab stunting, konsumsi asam folat yang cukup untuk ibu hamil, dan pemenuhan zat besi pada balita melalui komsumsi MPASI.
Terdapat berbagai makanan yang digunakan untuk mencegah stunting salah satunya, yaitu daun kelor. Daun kelor yang memiliki nama latin Moringa oleifera Lam adalah tanaman yang kaya akan kandungan vitamin untuk mengatasi anti-inflamasi hingga stunting. Daun kelor berasal dari India dan umumnya tumbuh pada negara beriklim tropis dan subtropis.Â
Daun kelor ini merupakan salah satu contoh tumbuhan yang dapat hidup lebih lama. Bentuk dari daun kelor adalah daun yang berwarna hijau, memiliki batang yang berkayu dengan berdiri tegak, batangnya berwarna putih pudar, batangnya yang tipi membuat tumbuhan daun kelor ini mudah untuk dipatahkan. Selain itu, tanaman daun kelor ini dapat tumbuh sekitar 7-12 meter.
Kandungan yang bermanfaat dari daun kelor ini sangat banyak. Daun kelor mengandung nutrisi seperti, protein, vitamin (A, B, C, dan E), kalsium, zat besi, magnesium, asam amino, flavonoid, dan polifenol (Rahma, 2023) . Kandungan nutrisi yang terdapat dalam daun kelor membuat daun kelor bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol, melindungi diri dari antioksidan, mengurangi adanya peradangan atau gejala peradangan pada tubuh (Rahma, 2023).Â
Selain itu, daun kelor berguna untuk membantu dalam pembentukan hemoglobin supaya berkurangnya gejala anemia, meningkatkan kerja sel otak, memperkuat kesehatan tulang, dan lain sebagainya. Maka dari itu, daun kelor disebut sebagai tumbuhan yang memiliki 1000 manfaat kesehatan bagi tubuh.
Daun kelor yang mengandung zat besi diperlukan untuk pembuatan hemoglobin. Hemoglobin adalah penyusun eritrosit yang mengandung protein dan berfungsi sebagai pembawa O2 dari pari-paru ke seluruh tubuh. Jika proses pembuatan hemoglobin terhambat, tentu eritrosit akan terhambat pula dan akan menyebabkan anemia.Â
Anemia merupakan salah satu masalah yang menyebabkan stunting terjadi karena para bayi yang berada dalam kandungan ibu yang mengidap anemia akan sedikit menyerap nutrisi. Selain itu, balita juga butuh gizi yang mencukupi untuk masa pertumbuhannya dan hal itu dapat dibantu dengan konsumsi makanan olahan berbahan dasar daun kelor secara rutin (Mjr.mw, 2023). Olahan berbahan dasar daun kelor bisa dijadikan sebagai alternatif pembuatan MPASI untuk balita karena balita butuh vitamin dan mineral yang cukup untuk menghindari stunting.
Daun kelor ini masih minim ditemukan di Indonesia. Pada masyarakat umum, daun kelor umumnya dijadikan sebagai lalapan, sayur, dan makanan pendamping sehari-hari. Tetapi, semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan kreativitas masyarakat Indonesia yang semakin maju, daun kelor dapat diinovasikan menjadi berbagai macam masakan yang membantu menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.Â