Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sentuhlah Hati dengan Keadilan, Kesederhanaan dan Kebaikan

22 Februari 2017   13:52 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:26 4058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang Pencipta Manusia mengatakan bahwa semua manusia adalah pemimpin dan semua pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya. Nah.. kita belajar banyak-banyak yuk dari para pemimpin masa lalu. 

Umar bin Khatab adalah seorang pemimpin besar dalam sejarah. Saat ia berkuasa wilayah kekuasaannya meliputi hampir setengah bola dunia. Ia adalah kaisar besar di masa itu. Dan kaisar besar ini memberi contoh kesederhanaan yang sangat menakjubkan. Bajunya hanya dua potong, rumahnya sangat apa adanya. Tak pernah ia memanfaatkan posisi kekaisarannya untuk mendapatkan kekayaan. Senang atau susah sama saja baginya.

Salah satu gubernurnya adalah Amr bin Ash, yang memerintah wilayah Mesir. Dan kesederhanaan Umar tak bisa dilihat dari Amr bin Ash. Amr bin Ash memiliki istana besar di Mesir, seperti penguasa-penguasa di Mesir lainnya. Dan di sebelahnya ada sebuah gubuh reyot milik seorang pria Yahudi.

Suatu hari Amr bin Ash merencanakan sebuah proyek di samping istananya. Maka ia memanggil pria pemilik rumah tersebut. Ia menawarkan untuk membeli tanah di mana ia tinggal, karena di atas tanah tersebut akan ada bangunan lain.

Pria Yahudi tersebut tidak ingin menjual tanahnya. Maka berapapun harga yang ditawarkan Amr bin Ash, ia tak mau menerimanya. Ia sudah tinggal di tanah tersebut lama sekali sehingga ia merasa tak ingin pindah dari sana. Dan Amr bin Ash pun mengatakan bahwa kalau tanah itu tak mau dijual juga, maka tanah itu akan digusur.

Marahlah pria Yahudi tersebut. Makai a pun pergi ke Madinah untuk mengadu ke Umar. Ia tak pernah bertemu atau melihat Umar. Ia berfikir, kalau gubernurnya saja tinggal di sebuah istana yang sangat besar, apalagi khalifahnya. Pasti lebih besar lagi dan lebih mewah lagi. Kalau Amr bin Ash memakai pakaian yang sangat bagus, apalagi khalifahnya. Pasti lebih mewah lagi. Apalagi ia adalah Yahudi, bukan Muslim. Apa mungkin ia didengar? Awalnya ia ragu-ragu, tapi demi mendapatkan tanah yang sudah ditinggalinya puluhan tahun ia memberanikan diri menemui boss nya Amr bin Ash, Umar.

Sesampainya di Madinah, ia menemukan seorang laki-laki di bawah pohon kurma. Badannya tegap dan gagah, jubahnya sangat sederhana. Ditegurnya laki-laki itu, “Pak, tahukah Bapak Umar bin Khatab, sang khalifah?

“Tahu,” kata laki-laki itu.

“Istananya di manakah?” tanya pria Yahudi itu.

“Istananya di atas lumpur,” jawab laki-laki di bawah pohon kurma itu.

“Pakaiannya seperti apa, Pak?” tanyanya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun