Oleh: Afiana, Lavender Ribbon Cancer Support Group, dalam rangka #WorldCancerDay dan Ulang Tahun Kedua Lavender Ribbon Cancer Support Group
Penerima anugerah kanker, teruslah berkarya. Niatkan sebagai ibadah bagiNya.
20 Februari 2015, tepat sebulan satu hari dari ulang tahunku yang ke32, aku menerima diagnosa kanker, CA mamae invasive. Nyeri yang enam bulan aku rasakan, yang tadinya kufikir cuma pengaruh hormonal, ternyata adalah CA mamae. Allah berikan hadiah ini untuk saya.
Saat diberi tahu dokter aku menangis sedih. Kusalahkan Tuhan yang memberikan kanker. Kenapa aku? Aku tidak pernah ikut program KB hormonal, aku menyusui putriku sampai dua tahun, kenapa aku masih harus menghadapi kanker? Aku tak tahu apa yang Allah rencanakan bagiku. Tapi aku tetap yakin Allah punya hadiah yang spesial bagiku di balik semua ini. Aku yakin, tetap yakin.
Seminggu penuh aku mengurung diri dan menangis. Alhamdulillah Allah memberikan suami yang pengertian. Ia terus berusaha tegar di depanku. Tiap hari Minggu suamiku mengajak jalan-jalan ke mall untuk menghiburku. Tapi tetap aku tak mau. Aku menangis dan menangis. Suamiku pun mengalah. Dia tahu hobiku membaca. Dibelikannya aku buku-buku tentang Gus Dur. Ternyata inilah jalan Allah yang dibukakan melalui suamiku. Alhamdulillah.
Belajar dari Gus Dur dan bangkit
Dari cerita-cerita mengenai Gus Dur aku belajar bahwa penyakit apapun tak boleh menghalangi seseorang untuk tetap bersemangat hidup dan bermanfaat bagi orang lain. Gus Dur punya tumor pada matanya sejak kecil. Tapi Gus Dur tak pernah mengeluh. Gus Dur tetap bersemangat. Beliau mampu menjadi teladan bagi banyak orang, membawa manfaat bagi seluruh Indonesia, bahkan mampu menjadi presiden. Ia bisa menikmati hidup dengan bercanda dalam kondisi apapun. Setiap buku yang kubaca mengisahkan berbagai hal yang lucu, namun tetap menyentuh jiwa. Berkat cerita-cerita ringan inilah aku mulai bersemangat kembali.
Ya Allah, akhirnya pikiranku terbuka.
Dari situlah aku mulai bangkit. Aku mencoba untuk tegar. Aku mulai shalat istikharah, memohon petunjukNya, ikhtiar apa yang harus aku lakukan. Aku baca dalam Quran bahwa dalam lebah ada obat untuk berbagai penyakit. Dari situlah aku mulai mencoba berbagai produk lebah.
Kudengar juga dari adikku bahwa ada penemuan dari Dr. Warsito yang bisa membunuh sel kanker. Aku pun merasa bahwa inilah jawaban Allah untuk istikharah yang aku jalankan. Â
Aku pun memeriksakan diri ke dokter onkologi di Malang dan disarankan untuk operasi. Kalau saat operasi terjadi kebocoran, aku pun harus kemo. Suamiku tak mengizinkan kemo. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke Tangerang untuk mulai mencoba jaket ECCT, jaket listrik temuan Pak Warsito.