Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pakai Go-jek dengan Hati

9 Maret 2019   14:36 Diperbarui: 9 Maret 2019   14:55 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dulu di kantor aku selalu mengingatkan teman-teman untuk sadar yang namanya "cost of fund." Tiap kali ada klien tidak bayar Down Payment (DP), telat bayar atau malah mangkir sama sekali, ada resiko kita pun telat membayar yang lainnya. Padahal kita ingin menjadi pembayar yang baik dan selalu tepat waktu. Pembayaran gaji pasti harus "before time" untuk media dan mitra lain pun harus on time.

Kalau sampai semua sudah mepet akhirnya pengusaha harus bayar pakai dompet pribadi. Dan akupun sebagai "anak pengusaha" pernah mengalami tidak bisa sekolah di tempat yang kuinginkan "karena kondisi ekonomi" klien banyak yang tidak bisa bayar waktu itu. Untung ada beasiswa.

Jadi harusnya klien yang tidak bayar DP atau punya sejarah bayar telat, kena charge lebih untuk menutup resiko-resiko itu.

Dan sekarang saat pesan go food, go shop, kita perlu sadar bahwa ada cost of fund di sisi tukang gojek karena mereka menalangi pembayaran kita. Kita pun bayar pakai go pay supaya nyaman dan praktis. Padahal mereka butuh cash untuk makan saat ini juga atau anaknya berobat, istrinya harus belanja, ini dan itu.

Sebagai "klien" nya para driver gojek, bayarlah tips lebih besar kalau pesanan kita lebih mahal, atau makanan kita lebih banyak, atau belanja kita di atas 100.000, pakai go pay pula. Ada dana talangan yang lebih besar yang dia harus siapkan dan keluarkan saat mencairkan pembayaran go pay kita.

Tambahkan doa agar semua pesanan jadi barokah. Maafkan kalau pesanan tidak tepat terkirim atau lama datangnya.

Lakukan hal yang sama dalam tiap transaksi, pesanan dan penggunaan jasa dan barang. Niatkan jadi ibadah. Karena memang semua hal dalam hidup harus jadi ibadah kan? Karena kita diciptakan hanya untuk ibadah.

Semoga hati kita menjadi lebih lembut dengan semua pesanan kita. Aamiin yra.

Tayang juga di: Jadilah pengguna jasa yang pengasih

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun