Dan di akhir, Rini hanya seperti sedang khusuk dzikir saat dipanggilNya. Tiba-tiba dua butir air mata keluar di matanya, dan mulutnya tersenyum. Badannya berisi kembali dan kulitnya sangat bersih, putih, tak ada kotoran kulit mati sama sekali. Ibunya berkata pada suaminya, "Abang tahu apa artinya dua butir air mata dan bibir yang tersenyum?"
"Apa Mah?" tanya suaminya.
"Rini melihat pintu surga. Ini yang Rasulullah pernah sampaikan," kata ibunya lagi.
Dan sepanjang jalan di ambulance, suaminya pun mengatakan pada alm Rini yang didampinginya pulang ke rumah, "Baby, indah sekali kepergianmu. Semua orang bisa iri dengan cara seperti ini," bisiknya pada alm istrinya dengan penuh bahagia.Â
"Rupanya kematian adalah ketidakpastian yang bisa kita siapkan dengan baik," demikian kesimpulan suaminya menyaksikan semua proses yang dialami Rini.
Dan rumah duka pun bisa berubah menjadi rumah syukur, di mana semua orang bersyukur bisa menyaksikan kepergian yang begitu damai, begitu dekat dengan Sang Pencipta dan begitu penuh makna. Akhir hidupnya begitu penuh makna dan sarat pelajaran bagi mereka yang dekat dengannya. Dan kita semua sadar bahwa semua keindahan ini dihadiahkan oleh Allah melalui kanker. Kalau bukan karena adanya kanker, belum tentu Rini punya kesempatan indah seperti ini.
Dan semoga aku bisa meneruskan berbagai pelajaran ini agar seluruh dunia pun bisa belajar dari akhir yang indah ini, dan akhirnya faham, bahwa kanker bisa menjadi hadiahNya yang sangat sarat makna. Tergantung pada bagaimana kita memberi arti padanya. Tergantung syukur kita atasnya.
_________________________________________
Ingin membantu teman-teman penerima kanker di Lavender? Silakan kirim donasi anda ke Yayasan Lavender Indonesia di Bank Mandiri nomor rekening 1270007342932. Kirim bukti transfer ke Indri Yusnita via wa atau sms di +62 815 8700930.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H