Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar Tangguh dari Rusman Maamoor, Pendiri Supermarket Tip Top

18 Desember 2016   22:14 Diperbarui: 18 Desember 2016   22:39 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Rusman Maamoor. Ia lahir di Padang dari seorang ayah pedagang yang sangat kental nilai-nilai Islamnya. Seperti banyak orang Padang, sejak kecil ia didorong oleh ayahnya untuk berdagang. Berdagang apa saja, asal ada dalam jalan Islam, meneladani nilai-nilai Rasulullah saw. Hal ini benar-benar membentuk kepribadiannya dan semangatnya untuk berdagang seperti Rasulullah saw.

Suatu hari ayahnya kurang memberikan kembalian. Pembelinya tidak tahu. Tapi begitu sadar, sang ayah langsung mencari pembeli tersebut untuk memberikan kembalian yang kurang. Rusman bertanya, “Kan dia tidak tahu dan tidak minta.” Ayahnya berkata, “Allah tahu.” Inilah salah satu contoh bagaimana ayahnya mengajarkan nilai-nilai integritas Islami yang membekas dalam sanubari Rusman.

Setelah pulang berkelana ke Eropa, Rusman memutuskan untuk pulang dan membuka swalayan Tip Top di Rawangan. Seperti yang diajarkan ayahnya, ia benar-benar menjaga nilai-nilai Islami untuk benar-benar dipraktekkan dalam usahanya. Ia hanya mengambil untung sekedarnya karena inilah yang diajarkan Rasulullah saw, untuk mengambil profit secukupnya untuk kehidupan kita. Ia juga memastikan benar semua yang dijualnya baik dan halal. Dikunjunginya satu-satu pemasoknya agar ia melihat sendiri proses produksi barang-barang yang dijualnya.

Orang yang menawarkan berbagai produk yang tidak Islami banyak. Minuman keras, babi, semua ditolaknya, agar ia benar-benar bebas dari apapun yang tidak mendapat ridloNya. Seperti ajaran ayahnya, ia hanya mau berdagang dengan cara Rasululah saw.

Ia memulai Tip Top dari ruangan 400m2 di Rawamangun tahun 1979. Ternyata prinsip-prinsip Islaminya membuahkan hasil. Konsumen banyak yang menyerbu supermarket nya karena ia bisa menjanjikan bahwa ia tak ambil untung banyak sehingga harganya selalu kompetitif. Tahun 1985, dalam enam tahun, Tip Top sudah tumbuh menjadi swalayan dengan luas 3.000m2. Penjualan sudah naik 20-30 kali lipat.

Tahun 1991 Allah menguji ketangguhan Rusman dengan menghadiahkannya dengan kebakaran besar, sehingga seluruh outlet tersebut rata tanah. Rusman mendapatkan keyakinan bahwa hal ini adalah cobaan. Maka ia pun menghadapinya dengan tenang dan sabar. Seluruh karyawan ditenangkan hatinya dengan keyakinan bahwa kalau sebuah ujian dihadapi dengan baik maka mereka semua akan naik kelas.

Ternyata benar. Allah menganugerahkan banyak kemudahan bagi Rusman untuk membangun kembali Tip Top. Pemerintah setempat datang dan mengatakan bahwa mereka akan mendukung penuh pembangunan Tip Top karena Tip Top dianggap usaha yang sangat penting di daerah tersebut. Dalam berbagai hal kemudahan dating menghampiri, sehingga akhirnya dalam enam bulan kondisi kembali seperti semula. Hutang yang sebelumnya menggunung berangsur-angsur terbayar.

Tahun 1992 ia ditawari membeli tanah 2 hektar di Bogor. Didirikannya yayasan yatim piatu di sana tahun 1993. Ternyata rejeki terbuka lebih lebar lagi setelah itu. Cabang pertamanya buka tahun itu, meskipun Rusman juga tak tahu dari mana sumbernya. Allah membukakan jalan sehingga semua menjadi sangat mudah. Padahal mereka baru saja mendapat musibah kebakaran. Di sinilah Rusman benar-benar merasa bahwa janji Allah benar, bahwa kalau kita mencoba mendekat padaNya, Allah akan mendekat lebih cepat tanpa kita sangka.

Cabang-cabang pun bermunculan dan berkembang pesat. Rusman memastikan bahwa nilai-nilai yang dibangunnya secara Islami di outlet awal benar-benar juga akan dijalankan di semua outlet tersebut.

Rusman turut pula membantu swalayan anak-anak angkat yang dibimbing sampai siap mandiri, dan dilepas setelah mandiri. Ia tak lagi memikirkan urusan komersial untuk membantu orang lain belajar dari kesuksesan dirinya.

Itulah kisah Rusman, pendiri swalayan Tip Top. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari:

  • Rejeki datang dari Allah, Sang Maha Kaya dan Pemberi Rizki. Jadi pegang teguh apapun yang diajarkanNya. Ikuti perintahNya dan jauhi laranganNya.
  • Kalau ada tawaran yang tak sesuai nilai-nilai tersebut, jangan ragu untuk segera ditolak, karena rejeki bukan datang dari mereka. Insya Allah dengan menutup berbagai kesempaan yang dirasa tak sesuai hati nurani sebagai orang Islam, ia malah diberi lebih banyak lagi.
  • Sukses bukan hanya masalah piawai secara teknis, faham manajemen keuangan, pemasarana atau operasional, tapi lebih mengenai daya tahan berjuang. Adversity Quotient (AQ)dalam hal ini lebih penting daripada Intelligence Quotient (IQ).Kemampun untuk bisa bangkit lagi setelah jatuh adalah kemampuan yang bisa membawa pemiliknya menjadi manusia sukses luar biasa, karena dari kegagalanlah sesungguhnya kita bisa belajar.
  • Hidup akan selalu hadir dengan ujian. Berbahagialah kalau ada ujian, karena inilah saatnya membuktikan kepada Allah bahwa kita bisa mengatasi ujian tersebut dengan sabar dan bahkan syukur, dengan selalu minta pertolongan padaNya.
  • Berpeganglah teguh pada janji-janjiNya, mendekatlah terus padaNya, karena Allah pun akan berlari menyambut kita dan semua akan jauh lebih mudah bagi kebaikan dunia akhirat.

Nah bagaimanakah kita bisa menjadi lebih baik dengan membaca kisah ini?

Apakah yang teman-teman bisa dapatkan dari pengalaman ini? Silakan tulis di komentar ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun