Mohon tunggu...
Indi Nusrotul Khusna
Indi Nusrotul Khusna Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

seorang mahasiswi yang sangat tertarik pada dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perayaan Idul Adha di Maroko

10 Juni 2024   23:00 Diperbarui: 10 Juni 2024   23:08 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hari raya Idul Adha adalah salah satu dari dua hari raya bagi umat islam di seluruh dunia yang begitu dinanti-nanti setiap tahunnya. Setiap negara memiliki tradisi yang berbeda dalam menyambut Idul Adha, salah satunya adalah Maroko. Berikut beberapa tradisi Idul Adha di berbagai daerah di Maroko yang unik dan menarik untuk dibahas.

Casablanca

Casablanca adalah kota terbesar sekaligus pusat perekonomian di negara Maroko. Saat Idul Adha tiba, truk berisi hewan kurban yang memenuhi jalanan. Pasar dipenuhi oleh orang-orang yang berbelanja kebutuhan untuk Idul Adha. Jalanan di pasar dipenuhi penjual Casserole, sebuah peralatan untuk memasak yang dapat pula digunakan untuk menyajikan makanan di meja.

Hari raya di Maroko berarti solat ied di masjid terbesar di Maroko sekaligus terbesar nomor dua di Afrika, yaitu Masjid Hassan II. Orang-orang berlomba-lomba untuk mengikuti solat ied di dalam masjid. Namun jika tidak ada tempat tersisa, mereka akan solat di luar masjid, bahkan di jalanan.

Setelah solat ied, seperti di Indonesia, masyarakat Maroko akan berkumpul dengan keluarganya, melakukan penyembelihan dan pembersihan hewan kurban, semua orang saling bantu-membantu, dan sepanjang jalan kamu akan menemukan banyak kayu dan orang-orang yang membakar kepala hewan kurban. Semua hal tersebut pastinya melelahkan tapi karena dilakukan bersama keluarga dan orang terkasih jadi terasa begitu hangat dan menyenangkan.

Kebiasaan lain Idul Adha di Maroko adalah mereka akan memasak bersama di aula rumah. Biasanya mereka akan memasak Boulfaf, olahan daging domba berbalut lemak yang ditusuk dan dibakar dengan bumbu khas, untuk makan siang. Boulfaf disajikan dengan Zaalouk yaitu salad khas Maroko yang terbuat dari terong dan tomat yang dimasak, dan teh mint khas Maroko yang disebut Atay.

Marrakesh

Marrakesh adalah kota terbesar kedua di Maroko sekaligus pemilik alun-alun terbesar di Afrika yang disebut Djemaa el-Fnaa. Di alun-alun inilah suasana hangat dan ramainya Idul Fitri begitu terasa. Anak-anak bermain, orang-orang mencoba berbagai macam kuliner khas, dan ada pertunjukan musik tradisional Maroko yang indah.

Agadir

Pada hari kedua atau beberapa hari setelah Idul Adha, diadakan Festival Boujloud di kota Agadir. Festival ini juga dijuluki sebagai festival Halloween-nya Maroko. Festival ini merupakan sebuah tradisi lama yang tak diketahui siapa yang memulainya namun kamu akan melihat kebudayaan yang mengakar kuat pada festival ini yang nampak dari aksesori dan lagunya. Orang-orang menggunakan kulit dan tanduk kambing. Satu kostum dapat menggunakan dua belas buah kulit kambing. Festival ini berlangsung tanpa henti selama Idul Adha, setiap hari sampai Idul Adha berakhir. Bahkan orang-orang disana tidak tidur hingga pagi tiba. Umumnya di Agadir, Idul Adha tidak hanya berlangsung satu atau dua hari, namun berlangsung selama empat hingga lima hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun