Mohon tunggu...
Indi Khairun Nisa
Indi Khairun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi KPI'22 (STAI TebingTinggi Deli)

Menulis adalah bukti bahwa kamu pernah ada dalam peradaban

Selanjutnya

Tutup

Music

Lagu Galau: Salah Satu Pemicu Lemah Mental?

28 September 2024   20:09 Diperbarui: 28 September 2024   20:15 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bolehkah kita sepakat tentang "Musik adalah bahasa dunia"? Baiklah saya rasa kita cukup sepakat dengan hal ini. Bukan tanpa alasan mengapa bisa dikatakan demikian karena melalui sebuah lagu siapa saja bisa menyalurkan perasaannya. Kita tahu ada banyak sekali ragam jenis lagu di dunia ini mulai dari yang memotivasi, bersinergi, religi, rohani, bahagia, bahkan putus cinta. 

Disaat sedang merasa bahagia seseorang cenderung akan mendengarkan lagu atau musik bertema gembira, sedangkan sebaliknya orang-oang yang sedang dilanda suasana hati yang kurang baik kerap kali melengkapinya dengan memutar lagu-lagu nuansa sedih, galau dan putus asa.

Seperti yang kita ketahui ada banyak musisi di Indonesia yang kerap mendeklarasikan kesedihan sebagai Headline dalam karyanya. Beberapa di antaranya seperti, Ghea Indrawari, Feby Putri, Nadin Amizah, Bernadya dan sebagainya. Bahkan ada beberapa cuitan-cuitan yang tengah ramai dilontarkan  seperti "Waktu Indonesia Bernadya", ini menunjukkan bahwa para pendengar merasa Relate saat menikmati lagu-lagu tersebut.  

Lagu-lagu mereka kini merambah diberbagai Platform media sosial dan tengah ramai diputar dan sering kali dijadikan Backsound di berbagai aplikasi media sosial. Dengan sebagian besar target pendengar berasal dari Gen-Z yang berkarakter khas seperti melek teknologi, kreatif, senang berekspresi, FOMO (Khawatir dan Takut Ketinggalan Tren yang Ada), Kecemasan dan Tingkat Stres yang Tinggi, Mudah Mengeluh dan Self Proclaimed. Hal ini yang menjadikan salah satu alasan mengapa Gen-Z senang mendengarkan lagu-lagu galau ataupun bernuansa sedih, mereka merasa semua perasaan lelahnya bisa tersalurkan.

Tetapi sangat disayangkan apabila seseorang mendengarkan lagu-lagu galau secara berlebihan, karena dapat memicu terjadinya kelemahan mental sehingga berdampak pada keseharian seperti:

Mengganggu produktivitas, nuansa lagu galau yang membawa perasaan sedih pada pendengarnya akan mempengaruhi mood dan suasana hati. Apabila terlalu sering didengarkan seseorang akan terus merasa kesedihan yang mendalam sehingga tidak memiliki semangat dalam beraktivitas.

Memicu depresi, sebagai Gen-Z yang memiliki masalah kecemasan dan tingkat stress yang tinggi akan sangat rentan apabila mendengarkan lagu-lagu galau secara berlebihan. Seseorang yang merasa bahwa lagu sedih ataupun galau dapat mewakili perasaannya kerap kali akan nyaman dengan kesan sedih yang dilakukan secara terus menerus, dan tanpa disadari ini dapat memicu datangnya depresi.

Kualitas tidur yang buruk, terlalu sering mendengarkan lagu galau akan memantik emosi negatif dalam diri, ini akan berdampak pada menurunnnya kualitas tidur seseorang sehingga muncul gangguan tidur dan sulit untuk tidur dengan nyenyak yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang.

Meskipun lagu galau kerap kali mewakilkan perasaan, jangan jadikan sebagai alasan untuk membuat hari menjadi lebih berantakan. Musik adalah seni yang seharusnya dinikmati bukan malah merasa terjebak di dalam karya seseorang. Tidak ada yang salah dengan lagu galau, yang salah adalah ketika terlalu berlebihan dalam menanggapi dan mendengarkan.

Akan lebih baik apabila menyibukkan diri dengan hal-hal yang lebih bermanfaat daripada terus larut dalam kesedihan. Akan terlihat menyedihkan ketika menyadari hidup hanya sekali namun dipergunakan untuk menyakiti diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun