Moderasi beragama di Tana Toraja adalah contoh nyata harmoni dalam keragaman yang tercermin dalam hubungan antarumat beragama, pengintegrasian nilai agama dengan tradisi lokal, dan sikap saling menghormati di tengah perbedaan keyakinan.
Tana Toraja, sebuah wilayah di Sulawesi Selatan, dikenal tidak hanya karena tradisi budayanya yang kaya, tetapi juga sebagai salah satu contoh moderasi beragama. Masyarakatnya yang menganut berbagai agama seperti Kristen, Katolik, Islam, dan kepercayaan tradisional Aluk Todolo, hidup berdampingan secara harmonis. Kehidupan sehari-hari mereka menunjukkan hubungan sosial yang erat dan kerja sama lintas agama yang kuat.
-Harmoni dalam Kehidupan Sosial
Hubungan antarumat beragama di Tana Toraja mencerminkan toleransi dan saling menghormati.
Tradisi gotong royong, seperti dalam upacara adat Rambu Solo', melibatkan seluruh masyarakat tanpa memandang agama.
-Integrasi Nilai Agama dan Budaya Lokal
Kepercayaan tradisional Aluk Todolo sering diakomodasi oleh masyarakat beragama modern.
Pemimpin agama berperan dalam membimbing masyarakat agar mempraktikkan keyakinan mereka sambil tetap menghargai tradisi lokal.
 Di beberapa kota utama di Tana Toraja, seperti Makale dan Rantepao, sering dijumpai masjid dan gereja yang lokasinya hanya berjarak beberapa ratus meter, bahkan dalam beberapa kasus, berada dalam satu kawasan. Misalnya:
1. Makale
 Di pusat kota Makale, terdapat Masjid Agung Makale yang berdekatan dengan sejumlah gereja Kristen Protestan dan Katolik. Kedekatan ini menunjukkan bahwa masyarakat setempat telah terbiasa hidup berdampingan meski memiliki keyakinan yang berbeda.