Mohon tunggu...
Navy Jahbulon Rangkuti
Navy Jahbulon Rangkuti Mohon Tunggu... .... -

About: https://naufalrangkuti.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Navy's Person in Depth - Raden Tina Sari Asih Prawiraatmadja (2)

15 Februari 2018   07:34 Diperbarui: 17 Februari 2018   12:43 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Seorang anak manusia tidak akan pernah benar - benar tahu rasanya kehilangan seseorang, jikalau orang tersebut belum benar - benar menghilang dari hidupnya. Jadi, jangan tunggu saat - saat itu terjadi, sebaliknya, hargailah setiap detik waktu bersama dengan orang tersebut."

  • Menurut Orang - Orang

Sebagai seorang Opal, yang ditelpon oleh Neneknya pada pukul 7 malam, di hari Sabtu malam (tentu saja, hari Sabtu, weekendadalah waktunya berlibur) di saat dia (orang yang bernama Opal ini) seharusnya pergi berbisnis, menjual kucing (seperti yang biasa dia lakukan), dan dalam agenda pribadi miliknya, untuk selanjutnya, akan pergi bersama dengan teman wanita di sekolah model nya yang cantik, seksi, dan berpenampilan glamor seperti yang selalu orang - orang lakukan di masa kini..

Tetapi seorang Opal, seorang Gopal, seorang Ohang, seorang Navy, Jahbulon, Rangkuti yang sudah tampil rapih, berdandan dan sebenarnya, sombongnya luar biasa itu malah memilih untuk mandi, tampil rapih, KEMUDIAN DATANG KE RUMAH NENEKNYA.Unbelievable.Benar benar sulit dipercaya.

Ajaran siapakah itu?Siapa lagi yang mengajarkan hal itu kalau bukan Ibunda nya tercinta, seorang menantu yang namanya selalu di sebut - sebut oleh Neneknya itu. – Ibunda Navy pernah mengatakan, "Bang, kalau kamu ditelpon sama Nini Iceu, terus Nini minta ditemani sama kamu, jangan menolak, menyesal nanti kamu, percayalah sama Bunda, jangan menolak, nanti menyesal,"

Padahal kalau di ingat – ingat, lima belas tahun sebelumnya, seorang Opal ini sempat benci setengah mati dengan Neneknya sendiri, dia pun pernah menangis karena ada perkaataan Neneknya yang sungguh menyakiti hatinya, dia ingat betul saat itu, dia masih berada di bangku kelas lima, di sekolah dasar.

Tetapi kalau urusan membenci, serahkan kepada yang lain, karena sosok seorang Raden Tina Sari Asih Prawiraatmadja bukanlah seseorang yang pantas untuk dibenci.

Satu pertanyaan singkat, siapa yang rela mengobati luka di jari Opal pada tahun 2003, secara rutin dan terus menerus, saat jari itu nampak begitu menjijikkan dan sesungguhnya amat sangat tidak mengenakkan untuk dipandang oleh mata. Siapa yang mengobati kau, Opal?

NENEK KAO! Itulah, kan, makanya, jangan macam macam kao nenek kao.

***

Opal tidak pernah menyangka bahwa sosok neneknya itu adalah sosok seorang penasihat yang sebenarnya memberikan nasihat yang baik kepada dirinya, namun terkadang, dia lupa, bahwa nasihat dari neneknya itu selalu tertutup oleh gelap awan gelap yang masih berada di dalam kepalanya, kalau bahasa sederhananya; si Opal nggak mau dengar nasihat Neneknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun