Euforia masyarakat dalam mengapresiasi mobil KIAT ESEMKA yang "terpopulerkan" oleh sosok walikota Surakarta (Solo) bernama Joko Widodo patut dianggap sebagai sebuah kerinduan akan hadirnya sebuah produk tekhnologi yang dihasilkan oleh tangan-tangan anak negeri sendiri. Mobil yang dikatakan mempunyai kandungan lokal sampai 80% ini patut dikritisi, apakah benar demikian?
Sebelumnya bermerek NX-L300 buatan China
Sesudahnya bermerek FOCUS ESEMKA NX L-300
Gambar diatas adalah salah satu contoh produk yang sebenarnya jauh lebih rendah tekhnologinya dibandingkan dengan mobil KIAT ESEMKA yang sedang populer itu. Sebuah produk mesin bubut yang akan digunakan oleh siswa/i SMK dibeberapa daerah berganti label dari buatan China menjadi buatan Indonesia dengan nama "FOCUS ESEMKA, NX-L-300".
Bila mesin bubut yang bertekhnologi sederhana tersebut kita masih membelinya dari China dan mengganti labelnya agar tampak terlihat sebagai buatan anak-anak ESEMKA, apakah mungkin produk bertekhnologi yang jelas lebih tinggi dari sekedar mesin bubut merupakan buatan anak SMK?
Kalaulah kita baru mampu untuk merakitnya kenapa dikatakan kita sudah bisa memproduksinya?. Semoga euforia ini tidak kebablasan dan malah mematikan potensi anak-anak SMK yang sebenarnya bisa dipacu untuk memiliki keahlian dalam memproduksi barang-barang bertekhnologi tinggi bukan sekedar merakitnya saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H