Mohon tunggu...
Indigo
Indigo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penyimak persoalan-persoalan sosial & politik,\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Nyamuk yang Baik Hati

2 Mei 2012   00:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:51 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyamuk Aedes aegypti

Kok bisa nyamuk dikatakan baik hati?, padahal kan banyak penyakit yang ditimbulkan melalui perantara nyamuk. Wabah DBD, malaria dan bermacam-macam penyakit lainnya.

Dibalik semua itu ternyata nyamuk mampu memberikan banyak manfaat bagi manusia diseluruh dunia. Bermacam-macam obat dibuat hanya untuk makhluk kecil yang bersayap ini. Mulai dari Obat nyamuk bakar, semprot, lotion, bubuk abate dan lain-lain obat yang dibuat. Dari bernacam-macam obat tersebut, tentunya banyak pabrik yang memproduksinya. Dengan demikian banyak pula tenaga kerja yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari nyamuk ini.

Subhanallah,  Allah menciptakan makhluk yang mampu memberikan manusia inspirasi untuk mengambil manfaat dari makhluk yang bernama nyamuk ini. Tidak dapat dibayangkan jika makhluk yang satu ini tiba-tiba lenyap dari muka bumi ini, secara materiil akan menghilangkan mata pencaharian jutaan orang, mulai dari pabrik, distributor, supermarket, agen-agen, warung dan toko, sampai pedagang asongan. Bukan itu saja, mata rantai kehidupan akan kehilangan keseimbangannya.

Bagaimana dengan manusia yang diberikan oleh Allah SWT yang diberikan sebaik-baiknya penciptaan ?. Apakah kita memberikan manfaat bagi banyak manusia dan makhluk Allah lainnya ?, atau malah justeru kita menjadi makhluk yang lebih tidak berharga dari seekor hewan?. Semua jawaban ada pada diri kita masing-masing.

Tak inginkah kita menjadi manusia yang memberikan banyak kemanfaatan bagi manusia yang lain, bahkan kepada makhluk Allah yang lain ?. Tentunya akan banyak dari kita yang mengatakan ‘ Ya’!. Tetapi apa yang kita lihat dibangsa ini, masih banyak manusia yang bodoh, terbelakang dan sengaja dilestarikan kebodohannya.

Tapi juga tidak sedikit manusia yang pintar, bahkan hampir tiap tahun memenangkan olimpiade kepintaran mulai dari fisika dan matematika. Orang-orang pintar tersebut ada yang menggunakan ilmunya untuk kepentingan orang banyak, ada juga yang digunakan untuk membodohi manusia yang lain. Tetapi ada juga manusia yang memiliki kemampuan dan kecerdasan diatas rata-rata orang kebanyakan, tetapi hanya menggunakan untuk kepentingan dirinya sendiri.

Kalau kita mampu melakukan kebaikan sekarang, kenapa kita harus menunggu esok hari ?. Apakah kita akan menunggu dulu sebuah kebaikan itu muncul dihadapan kita, barulah kita berbondong-bondong untuk mengikuti kebaikan tersebut ?, tentunya tidak kan ?. Manusia memang tidak terlepas dari lupa dan salah, baiknya kita saling mengisi satu sama lain. Saling nasehat-menasehati dalam kebaikan dan kebenaran. Dengan demikian kehidupan kita akan berjalan dengan harmoni dan selaras dengan alam.

Tentunya kita bisa menjadi sumber inspirasi yang jauh lebih banyak dari seekor nyamuk dalam memberikan kemanfaatan bagi manusia yang lain , juga kepada makhluk Allah yang lain. Jangan berdiam diri, bergeraklah, karena masih banyak diluar sana yang membutuhkan kemampuan kita. Jangan sampai kita asyik bermain dengan fikiran kita masing-masing, sementara kita punya kemampuan untuk membantu orang lain

sumber gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun