Saya mendapatkan buku novel yang dibuat oleh Uda Fuadi yang berjudul "Negeri 5 Menara" belasan bulan yang lalu, hasil dari event lomba menulis yang diadakan sebuah komunitas blogger. Namun hingga saat ini belum bisa dibaca hingga akhir halaman, baru puluhan halaman saja yang sempat saya baca.
Hari minggu kemarin sebuah kesempatan yang tak terduga saya bisa bertatap muka langsung dengan penulis novel tersebut meski hanya dari kejauhan saja. Uda Fuadi bersama para pemain film Negeri 5 Menara berada dalam satu panggung talkshow di Istora Senayan Jakarta yang kebetulan sedang ada event Book Fair 2011. Sebuah film layar lebar yang diangkat dari kisah nyata perjalanan hidup sang penulis novel tersebut bisa kita saksikan dibioskop-bioslop kesayangan kita mulai awal tahun 2012. Meskipun saya belum menyelesaikan membaca novel yang dibuat oleh Uda Fuadi tersebut, saya merasakan bahwa puluhan halaman yang telah terbaca sarat dengan sebuah pengalaman yang menarik dan sangat layak untuk dibaca bagi semua kalangan. Tagline yang ada dibuku dan film Negeri 5 Menara yaitu " Man Jadda Wa Jadda" menjadi sebuah "mantera" yang sangat kuat ingin ditampilkan oleh sang penulisnya. Sebuah spirit pantang menyerah yang ingin ditawarkan kepada para pembaca dan penonton filmnya kelak, menjadi bagian dari alam fikiran bawah sadar kita. Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil. Dalam cuplikan film Negeri 5 Menara yang sempat ditayangkan dalam slide ditampilkan bagaimana seorang guru ngaji yang mencontohkan bagaimana spirit "Man Jadda Wa Jadda" tersebut. Sebuah kayu kering yang cukup panjang dicoba untuk dipatahkan dengan menggunakan sebuah pedang tumpul lagi berkarat dihadapan santri-santrinya (setting film tersebut mengambil tempat salah satunya di pesantren Gontor-JawaTimur). Walhasil dengan sebuh kesungguhan kayu tersebut bisa juga dipatahkan meski dengan menggunakan pedang yang tumpul dan berkarat tersebut. Uda Fuadi sempat merisaukan film layar lebar Negeri 5 Menara tersebut tidak sesuai dengan apa yang ada didalam novel yang ia buat. Namun setelah berdiskusi dengan berbagai pihak dan juga diyakinkan bahwa antara novel dan film adalah sebuah karya yang berbeda, barulah Uda Fuadi memahaminya. Namun demikian sang penulis novel tetap mendampingi agar keseluruhan scene dalam film Negeri 5 Menara tersebut tetap berada dalam spirit Man Jadda Wa Jadda. Sebuah film yang layak untuk disaksikan bagi seluruh anggota keluarga, karena film ini sarat akan falsafah hidup yang positif. Film yang bisa menginspirasi banyak orang untuk melakukan sebuah kesungguh-sungguhan untuk menjalani setiap aktifitas dalam kehidupannya. Dalam kesempatan talkshow kedua dipanggung Book Fair 2011-Istora Senayan Jakarta tersebut Uda Fuadi menambahkan satu lagi kalimat pamungkas dari spirit "Man Jadda Wa Jadda" tersebut, yaitu Kesabaran. Karena menurutnya kesungguh-sungguhan belumlah cukup, perlu kesabaran untuk mendapatkan hasil terbaik dari usaha yang telah kita lakukan. Selamat menanti Launching Film Negeri 5 Menara di awal tahun 2012, semoga kita banyak menarik manfaatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H