Kata dan perbuatan tidak selaras, mungkin penyebabnya adalah pembuat iklan ketahanan pangan milik PDIP diatas terlalu memaksakan "ego"nya sendiri untuk menampilkan hasil iklan yang fantastis tanpa mengukur seberapa jauh visi-misi dari iklan tersebut dapat dilampaui oleh sang pengorder iklan.
Mungkin pula karena sang pembuat iklan lupa, bahwa sang pengorder iklan bukanlah orang yang sama dan bukan orang yang tepat untuk di "prasangkai baik" terlalu jauh.
Bisa pula karena iklan tersebut bukanlah iklan untuk menyambut "pemimpin citra" itu, karena dia bukanlah "KITA" (PDIP sang pengorder iklan).
Karena iklan tetaplah iklan, semakin banyak yang dijejali dan semakin banyak yang dilihat oleh penonton, maka semakin besar kemungkinan menjadi memori yang melekat di dalam otak guna mempengaruhinya kemudian.
Kini "KITA"-nya mereka tak lagi bersuara bahwa :
Sapi impor Australia menyalahi isi iklan tersebut
Kapal impor dari China menyalahi geliat produsen kapal dalam negeri
dan impor....impor....lainnya yang akan terus kita saksikan di masa-masa mendatang.
Ternyata ketahanan yang di maksud adalah ketahanan pangan awak'e dewe!
Sumber Gambar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H