Ketika cinta itu harus terkepung dalam peti kematian, maka biarlah hanya akan menjadi untaian kenangan manis yang berLabuh dalam ingatan.
Ketika hati itu harus kembali dalam puing-puing kehampaan, maka biarlah sang waktu yang dengan sangat indah menjadi pelipur lara kebahagiaan.
Ketika retak kehilangan mengikis habis sang dunia dengan hembusan keikhlasan yang menjamah sang jiwa, maka biarlah simpul senyum, tawa riang & wajah kemarahan itu yang akan menjadi saksi bahwa semua itu pernah ada & terjadi . . .
Aku tlah membuka belenggu itu dengan hatiku' .... sekarang kau bisa pergi dengan sayap kebebasanmu . . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H