Mohon tunggu...
Didi Irawan
Didi Irawan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Semua adalah pemenang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Akal Budi Murni: Immanuel Kant

21 Mei 2020   07:43 Diperbarui: 21 Mei 2020   07:36 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat pagi..alhamdulillah, di hari-hari terakhir  puasa ramadhan semoga diberi kelancaran dan sehat serta berkahnya menyertai kehidupan kita sehari-hari kedepannya.

Bagi saya yang baru tertarik  filsafat..Immanuel kant seorang filsuf sangat luar biasa baik dari karyanya maupun hal-hal kecil dari kebiasaan hidupnya. Sewaktu makan, seorang Kant tidak menghendaki adanya pembicaraan tentang filsafat karena menurutnya akan menghilangkan selera makan. Ia cenderung mengarahkan topik ke tema-tema populer terkini yang terjadi dilingkungannya. Makan pun hanya sekali sehari karena menurutnya ketika perut kenyang seseorang cenderung malas untuk berpikir.

Kant tidak menikah, tapi ia punya banyak teman para wanita terkemuka di Konigsberg. Para wanita ini tertarik pada Kant karena ia pintar, tahu banyak, berpikir kritis dan cerdas, serta pandai menyenangkan hati wanita. Ia tidak pernah mau membicarakan tema-tema filsafat atau intelektual dengan wanita. Melainkan tema-tema soal makanan, masak-memasak, serta hal-hal yang berhubungan dengan rumah tangga. 

Sampai ketika ia meninggal, seorang wanita pengagumnya menulis " Kalau kita melihat dia berbicara dengan kaum wanita, tidak ada yang menyangka bahwa ia menghasilkan pemikiran filsafat yang revolusioner. Tapi dari kedekatannya dengan wanita-wanita tersebut, ia tetap dengan pilihannya untuk tidak menikah karena menurutnya dengan menikah ia tidak akan lagi menjadi manusia bebas dan otonom.

Para penulis biografinya meyakini bahwa ia tidak pernah melihat laut dan pantai secara langsung yang diartikan bahwa seorang Kant ruang lingkup pergerakannya tidak begitu jauh dan hanya di kota kelahirannya, namun anehnya ia mampu memberikan kuliah-kuliah menarik mengenai geografi. Dari pemikiran beliau menghasilkan perubahan revolusioner pada cara pandang manusia, baik dalam mengenal Tuhan, manusia, pengetahuan, etika, dan lain-lain.

Sejak muda Kant memiliki ketertarikan pada metode ilmu alam. Menurutnya ilmu alam dapat dikatakan maju karena begitu sebuah teori atau hukum ditemukan maka hal tersebut dapat menjadi batu loncatan untuk penemuan berikutnya. Sedangkan pada filsafat dan metafisika, ketika sebuah pendapat diajukan oleh seorang pilsuf, maka akan dikritik oleh filsuf lain. Sehingga metafisika atau filsafat kelihatan tidak maju-maju, melainkan hanya berputar-putar dari kritik atas kritik. 

Kant ingin mengakhiri kritik atas kritik yang tanpa akhir ini dengan memasukkan metode ilmu alam ke bidang filsafat dan metafisika. Beberapa buku karyanya yang phenomenal antara lain ; The Critique of Pure Reason (pembahasan mengenai akal budi murni), The critique Of Practical Reason (Pembahasan mengenai akal budi praktis), dan Critique Of Judgment (Pembahasan mengenai teologi Tuhan).

Melalui karya-karyanya Kant mengejewantahkan pemikirannya bahwa akal budi murni menjadi hakim sekaligus terdakwa. Akal budi murni melakukan kritik terhadap akal budi murni dengan akal budi murni itu sendiri. Menagapa akal budi murni perlu dikritik? Agar kita/kami/dia tahu batas-batas kemampuan akal budi dalam memperoleh pengetahuan. Agar dapat dicerna bahwa akal budi mampu memiliki pengetahuan mengenai hal-hal yang diluar pengalaman indrawi. 

Dengan mengetahui akal budi maka akan tahu menggunakannya atau mengontrolnya. Sehingga akal budi tidak lagi mencoba-coba menjalankan pengetahuan atas objek yang diluar kemampaunnya untuk mengetahui. Lantas apa yang dimaksud dengan akal budi murni?? Akal budi murni adalah akal budi teoritis yang dibedakan dengan akal budi praktis. 

Akal budi teoritis digunakan dalam hal pengetahuan, sementara akal budi praktis digunakan dalam hal bertindak. Yakni untuk memutuskan mana tindakan yang baik dan mana yang tidak (etika), mana yang indah dan tidak indah (estetika), dan akal budi murni juga dapat dimengerti sebagai akal budi yang belum terhubung dengan pengalaman empiris. Jadi, akal budi itu masih murni, artinya akal budi yang diteliti disini adalah akal budi yang belum berhubungan dengan dimensi-dimensi empiris.

Demikian, semoga bermanfaat...  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun