Sianida Harganya Cuma Rp. 38.700 per Gram Tetapi MematikanÂ
Sebagai penggemar minum kopi rasanya miris mendengar seseorang mati karena di duga diracun sewaktu minum kopi. Isu teraktual yaitu meninggalnya Mirna sewaktu ngopi di Kafe Olivier di sebuah mall terkenal di Jakarta.
Kematian Mirna akibat sianida sudah diinformasikan oleh kepolisian kepada publik, yaitu adanya kandungan sianida sebanyak 3,75 gram di gelas kopi yang diminum Mirna. Mirna diracun! Namun siapa pelakunya polisi belum membukanya, polisi masih menunggu dokumen keterangan ahli. Ini artinya polisi baru mau menetapkan tersangka setelah melakukan kajian mendalam, gelar perkara dengan didukung bukti-bukti yang kuat. Dalam kasus Mirna, berbagai kecurigaan ditujukan pada seseorang berinisial J, tetapi polisi belum menetapkan seorangpun sebagai tersangka.
Cara memperoleh sianida sebenarnya cukup mudah mendapatkannya. Pembelian dapat dilakukan secara online atau langsung datang ke toko kimia atau farmasi. Penjual seharusnya patut mencurigainya, kalau perlu menolak pembelinya jika penggunanya tidak jelas. Kemudahan untuk menjual dan membeli bahan kimia seharusnya menjadi perhatian aparat berwenang agar tidak setiap orang dapat memperolehnya dengan mudah. Apalagi ini bahan berbahaya dan membelinya hanya beberapa gram saja. Peredaran dan pengawasan peredaran bahan kimia haruslah diperketat.
Saya dulu sewaktu membeli bahan kimia untuk keperluan praktikum saja ditanya oleh penjualnya, maksud dan tujuan membelinya. Padahal yang dibeli bukan sianida!Â
Kalau polisi mencurigai salah seorang sebagai pelaku pembunuh Mirna, polisi tinggal memeriksa apakah ada pengiriman barang yang diantar ke rumah orang tersebut. Jika pembelian dilakukan secara online, tinggal diselidiki saja orang-orang di rumah yang menerima paket atau perusahaan jasa atau ekspedisi yang pernah mengantar paket ke rumah orang yang dicurigai tersebut. Kalau pembelian dilakukan secara langsung, polisi perlu melakukan pemeriksaan kepada toko-toko bahan kimia atau farmasi yang menjual sianida. Toko bahan kimia biasanya tidak menjual gram-graman tetapi ada batas minimal berapa kilogram yang harus dibeli. Toko ini jumlahnya sangat terbatas, jadi mudah untuk ditelusuri. Di beberapa daerah yang ada galian penambangan liar, biasanya bahan kimia ini bebas dibeli oleh masyarakat secara eceran dengan harga sekitar 150-200 ribu rupiah per kilogram. Sianida ini dipergunakan untuk memudahkan memisahkan buliran emas dan bebatuan yang telah hancur seperti pasir.
Untuk kasus Mirna ini, saya sangat yakin polisi sudah profesional dan telah melakukan penyelidikan dengan baik sampai ke toko bahan kimia atau farmasi. Setelah itu tinggal polisi mendalami bagaimana cara si pelaku memasukkan sianida tersebut ke dalam gelas kopi Mirna dan apa motif pelakunya. Locus delicti dan tempus delicti yang sangat "sempit" yaitu tempat dan waktu terjadinya setelah meminum kopi dan terjadinya kematian yang "terbatas" hanya di mall tersebut, menurut saya akan mudah dibongkar polisi. Mengenai siapa pelakunya, tinggal menunggu waktu saja. Begitu ada penetapan tersangka, pelakunya akan langsung ditahan, karena ancaman hukumannya lebih dari lima tahun!Â
Menurut saya pelakunya tunggal dan telah terencana, kalau ada yang membantu, itu karena ketidaktahuannya. Kalau analisis ini salah, harap dimaklumi karena penulis bukan detektif yang melakukan investigasi, tetapi hanyalah seorang penikmat kopi yang mengharapkan ketenangan dalam menikmati kopi baik saat minum di kedai kopi kaki lima yang harganya cuma limaribuan maupun di kafe elit yang harganya mencapai ratusan ribu secangkirnya. Untunglah saat membeli kopi, aku selalu memesan sendiri tanpa pernah mau dipesankan orang lain.  Saya masih punya keyakinan, kalau pedagang / pegawai kedai kopi masih jujur dalam berjualan atau menyajikan kopi kepada pelanggannya. Kalau pedagang kopi berani  berbuat seperti ini sama saja mematikan karir dan usahanya.
Efek sianida sangat cepat dan mematikan walaupun harga per gram sianida di salah satu media disebutkan hanya seharga Rp. 38.700. Apapun motif sebenarnya niat pelaku menabur sianida di kopi Mirna, pelaku perlu diperiksa kejiwaannya. Sungguh teganya dikau sang pembunuh karena kasus kopi maut ini sempat mengurangi selera ngopiku di kafetaria.
Sekilas tulisan ringan. Yuk jangan takut ngupi (lagi)! Salam malam, salam 00:00
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H