Salam Bahagia ala Bobotoh Persib
foto: kompas.com
Kalau bicara salam bahagia di kompasiana ini maka akan teringat tulisan Ninoy N Karundeng yang selalu menutup artikelnya dengan kata "salam bahagia ala saya". Sekarang di Bandung juga sedang mewabah salam bahagia ala bobotoh (suporter) Persib.
Sejak Persib Bandung tampil juara dalam Liga Super Indonesia 2014, jalan-jalan di Bandungselama 2 hari 2 malam macet total dan mungkin kalau kebahagian ini tidak berhenti bisa berlanjut pesta sepanjang 7 hari 7 malam. Menanti gelar juara selama 19 tahun memang sangat lama, maka ketika kemenangan telah tiba berbagai cara kebahagian diungkapkan oleh para bobotoh. Harian Kompas dan berbagai media lokal di Bandung hampir semua foto dan Headline-nya tentang kisah sukses kesebelasan Persib Bandung.
Berbagai tingkah polah kebahagian dilakukan dengan berbagai cara, mulai sujud syukur, tingkah laku yang wajar dan lucu sampai perilaku menyebalkan para bobotoh di jalan raya yang mengganggu pengguna jalan.
Ridwan Kamil,Walikota Bandung mengungkapkan kebahagian dengan bertelanjang dada dan akan menggunduli kepalanya. Kalau buat fans cewek saran saya hal tersebut gak usah diikuti, sayang, dada adalah mutiara dan rambut adalah mahkota. Ada lagi beberapa fansyang mengungkapkan begini: ‘kalau Persib juara saya akan rajin sholat” dan bahkan ada yang membuat kaos bertuliskan ‘kalo Persib sampe juara gue akan kawin sama monyet”. Wkwkwk..
Ungkapan kebahagiaan yang dilakukan bobotoh tersebut sah-sah saja. Namun dibalik kebahagian tersebut saya berharap Persib melakukan pembibitan pemain sepakbola usia dini. Saya lebih senang dan bangga menyaksikan kemenangan Persib di era perserikatan, kala itu pemain lokalnya yahud-yahud, seperti Jajang Nurjaman yang saat ini jadi pelatih, Ajat Sudrajat (eh ini kompasianer bukan yah..kok sering saya lihat tulisan-tulisannya di media K), Robby Darwis, Adeng Hudaya dll. Kalau melihat Persib sekarang walaupun bangga tetapi ada sedikit kurang puas karena komposisi lokal dan ‘asing’ gak sepadan. Pemain top andalannya justru Firman Utina, Ferdinand Sinaga dan pemain bule lainnya.
Bahagia ala saya mungkin berbeda dengan kompasianer lainnya. Saya berbahagia kalau tahun depan PERSIB masuk final lagi dan bertemu kesebelasan favotit saya lainnya yaitu PERSIB VS PERSIBaya Surabaya..eh Persebaya ya...
Sekian tulisan singkat ini. Saya sudah berada 2 jam berada di dalam mobil yang berjalan merayap ditengah lautan biru pengendara roda dua yang membuat macet setiap penjuru kota Bandung.
Salam bahagia ala bobotoh Persib.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H