Saat traveling di wilayah Sumatera, kusempatkan menjenguk bunga Rafflesia yang sedang mekar di tepi jalan kawasan Taba Penanjung Bengkulu Tengah. Bunga berdiameter 45-50 cm ini sudah mekar selama 4 hari dan  sedang menunggu layu. Umumnya bunga Rafflesia hanya mekar lebih kurang 7 hari, sedangkan masa pertumbuhannya mulai dari bongkol hingga mekar memerlukan waktu kira-kira 7 bulan.
Puspa langka  yang tumbuh di habitatnya sendiri ini sudah mulai terancam musnah. Hutan lindung tempat habitat bunga eksotis ini tumbuh, sudah  banyak mengalami perambahan liar. Hutan semakin gersang dan gundul karena pohon-pohon banyak ditebang yang membuat suhu udara semakin panas.
Bonggol Rafflesia yang akan mekar 3 bulan lagi / dokpri
Di tengah minimnya perhatian pemerintah daerah terhadap Bunga Rafflesia yang merupakan ikon Provinsi Bengkulu ini selayaknya kita berterima kasih kepada kelompok masyarakat pelestari Bunga Rafflesia. Di kawasan Desa  Tanjung Heran, Taba Penanjung Bengkulu Tengah  masih ada kelompok masyarakat yang secara swadaya menjaga kelestarian bunga Rafflesia. Penggiat pelestarian puspa eksotik ini bahkan sudah mengidentifikasi di 25 titik tempat tumbuh mekarnya  bunga Rafflesia.Â
Spanduk pemberitahuan adanya Rafflesia mekar yang dibuat warga / dokpri
Spanduk di tepi jalan / dokpri
Apabila ada bunga mekar komunitas pecinta puspa biasanya memasang spanduk di  tepi jalan untuk menginformasikan kepada khalayak ramai, sehingga pengendara yang sedang melewati jalan turun sejenak menikmati mekarnya bunga langka ini. Setelah ada pengunjung  yang melihat, memfoto dan mempostingnya melalui media sosial adanya Rafflesia mekar, biasanya informasi langsung menyebar luas.
Ibnu, salah seorang penunggu bunga Rafflesia / dokpri
Di kawasan ini pengunjung yang akan menikmati mekarnya bunga Rafflesia tidak dikenakan tarif, namun diminta memberi sumbangan sukarela ala kadarnya. Pengelola di sini menunggu dan menjaga  bunga yang akan mekar,  bahkan seringkali begadang dan menginap di lokasi tempat tumbuhnya  bunga Rafflesia sebab jika tidak diawasi ada saja tangan jahil yang merusaknya. Adanya perambahan  oleh orang yang tidak bertanggungjawab seharusnya menjadi prioritas pengawasan dari pemerintah daerah.
Bunga eksotis ini mulai terancam musnah karena kurangnya perhatian pemerintah daerah, padahal mekarnya bunga langka, unik dan eksotis ini dapat menjadi potensi wisata.
Salam ngabuburit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya