Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nge-Godin Yuk!

7 Juli 2014   21:03 Diperbarui: 9 Juni 2017   16:08 5013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selama bulan ramadhan istilah “ngabuburit” sudah cukup populer di masyarakat sebagaiwaktu menunggu buka puasa. Namun dikalangan “anak gaul” di Bandung atau kota lain di Jawa Barat juga dikenal istilah “Godin”. Saya pun pernah mendengar seorang anak ABG mengajak temannya nge-godin!

Godin ini diartikan sebagai makan siang hari di bulan ramadhan dengan sembunyi atau diam-diam. Seseorang yang melakukan godin, yaitu makan (termasuk minum, merokok dan lain-lain) dengan cara diam-diam tanpa diketahui siapapun, lalu melanjutkan lagi puasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Di Bandung kata godin merupakan istilah yang tidak jelas asal-usul dan batasannya, namun sering dipergunakan karena sudah menjadi kebiasaan. Tentu saja kebiasaan yang buruk dan berdosa!

Godin ini biasanya dilakukan anak-anak ABG (bahkan ada juga orang dewasa) yang belum ada kesadaran untuk menjalankan ibadah puasa. Pada waktu sahur ikut sahur dan ketika maghrib waktunya buka puasa juga turut berbuka puasa.

Jadi pemahaman tentang agama (puasa) belum benar-benar dijalankan. Mengakunya puasa padahal disela-sela waktu puasa melakukan makan, minum dan sejenisnya.

Saya mencoba mencari istilah Godin ini ke mbah google. Dalam salah satu tulisan, godin berasal dari bacaan niat puasa: “Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa-i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta’aalaa” yang maknanya “Sengaja saya berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban bulan ramadhan tahun ini karena Allah semata”. Ghadin artinya: esok hari.

Dengan demikian kosa kata “godin” yang sering dipakai anak gaul merupakan ungkapan yang menyimpang dari ajaran atau pengertian yang sebenarnya. Berbuka sebelum maghrib!

Puasa ramadhan sejatinya merupakan ibadah untuk mensucikan diri dihadapan Allah SWT, bukan puasa karena takut terhadap guru, orang tua atau orang lain. Puasa seharusnya merubah hidup dan pribadi seseorang dalam sikap, pemikiran dan ibadahkearah yang lebih baik.

Selamat beribadah puasa. Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. Aamiin.

Apakah di daerah lain juga dikenal istilah “godin”. Entahlah!

Salam Kompasiana!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun