Seminggu gak buka-buka Kompasianadan kangen sama ‘best friend’ di Kompasiana saya langsung menuju ke kanal fiksiana, humor-humor dan membaca berbagai tulisan menarik lainnya. Salah satu artikel yang menarik perhatian saya yaitu tentang Fadli Zon (FZ), Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang kini menjadi pimpinan di DPR.
Di berbagai media diberitakan, Majalah Time edisi Oktober 2014 memasang sampul wajah Jokowi dengan Headline: “A New Hope” ( Sebuah harapan baru). Terbitnya majalah tersebut membuat FZ meminta tandatangan Jokowi, saat Pimpinan DPR bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Minggu (26/10/2014).
Apakah FZ langsung menyodorkan majalah Time ke Presiden Jokowi atau meminta melalui ajudannya saya tidak melihat. Kalau menyodorkan secara langsung, -dalam benak saya- kok sempet-sempetnya ya acara kenegaraan FZ membawa-bawa majalah dan spidol yang sudah dipersiapkan.
Pastinya dengan adanya permintaaan yang sudah direncanakan ini, menandakan FZ sebenarnya diam-diam mengagumi Jokowi. Namun saya masih mempunyai ‘prasangka buruk’ kepada FZ, bahwa dibalik ‘cintanya’ dia masih ‘membenci’ Jokowi karena ‘jagoannya’ kalah dalam pilpres.
Setelah mendapat tandatangan Jokowi, FZ mengunggah majalah Time yang telah ditandatangani Jokowi di akun Twitternya @fadlizon, pada hari Senin 27/10/2014. Sambil berkicau begini : "Kemarin di Istana Negara, saya meminta @jokowi_do2 menandatangani majalah Time. Ini arsip perjalanan sejarah bangsa". FZ menyatakan semua pernak-pernik bersejarah tersebut dipajang di perpustakaan pribadinya.
Adapun komentar yang muncul dari netizen atas postingan FZ yaitu mulai dari memuji sampai dengan menyindir, seperti: “gitu. Donk bang Akur”, “Banguun Zon.. Kamu pasti gak sadar pas ng-twit ini yaak..:)))” atau “Luar biasa. Perbedaan politik tidak harus menjadi musuh politik. Salut!,” dan berbagai komentar lainnya.
Mengoleksi majalah dengan cover orang ternama memang merupakan kenikmatan dan kebanggaan tersendiri. Saya pun ketika memiliki majalah dengan tokoh idola sangat senang menyimpannya, apalagi jika mendapat tanda tangannya. Sayang, saya belum mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan Jokowi dan tokoh-tokoh idola baik yang masih ada maupun telah tiada, baik tokoh fiksi maupun tokoh nyata. Dulu saya pernah bertemu dengan BJ Habibie dan (alm) bu Ainun untuk meminta tandatangannya ketika ada suatu acara di salah satu tempat di Bandung. Namun niatan minta tandatangan di bukunya saya urungkan karena antriannya panjaaaaaaaaaannnggg banget.
Sebagaimana FZ, saya juga senang mengoleksi berbagai buku dan majalah, seperti majalah Time. Saya pun memajang di perpustakaan pribadi. Di balik covernya juga ada tandatangan, namun bukan tandatangan Jokowi, melainkan tandatangan saya sendiri. Sambil berharap suatu saat saya jadi orang terkenal.Saya menandatangani majalah Time bergambar Jokowi untuk peninggalan jika kelak menjadi warisan bagi orang lain, bahwa Joko Widodo Presiden RI ke-7 pernah ada di majalah prestisius.
Andai rekan-rekan kompasianer ada yang senang mengoleksi hal-hal unik, baik buku, majalah, mainan atau apapun dapat saling berkorespondensi dan tukar menukar koleksi. Anda berminat mendapat buku atau majalah yang ada gambar orang terkenal dan ada tandatangannya?? Ayo tukar menukar koleksi!
Met weekend.Met Malam Minggu!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H