Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Memandang Danau Sentani dari Bukit Mc Arthur

6 Desember 2014   13:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:55 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memandang Danau Sentani Dari Bukit Mc Arthur

(Dok.pri)

Ketika berada di Papua, salah satu tempat yang menjadi tujuan jalan-jalan yaitu melihat langsung monumen atau tugu Jenderal Douglas Mc Arthur yang berada di kawasan Ifar Gunung (Bukit Makatur). Tempatnya kira-kira beberapa kilometer dari kota Jayapura dengan perjalanan menggunakan kendaraan mobil menempuh waktu sekitar 45 menit dari pusat kota. Lokasi ini dulunya merupakan ‘markas besar’ tentara sekutu tempat Jenderal Mc Arthur membuat ‘persembunyian dan memantau’ situasi perang pada masa itu. Di monumen tertulis ”General Headquarters Southwest Pasific Area”. Saat ini Ifar Gunung (Bukit Makatur) ‘dikuasai dan milik’ TNI dan menjadi tempat berlatih tentara / militer Kodam Trikora.

1417823531473578498
1417823531473578498

(Dok.pri)

Di kawasan ini terdapat ‘museum’ berupa bangunan mungil, dengan seorang penjaga dan sebuah buku tamu yang diisi pengunjung. Di dalam museum ini kita dapat melihat ‘jejak’ jenderal yang terkenal dengan slogan “I shall return” pernah mendarat di tanah papua. Di dinding ruangannya terpampang dokumenter sejarah masa lalu, seperti: foto-foto semasa perang dunia ke-II dan benda-benda peninggalan tentara sekutu dan jepang.

1417822258252209321
1417822258252209321

(Dok.pri)

Di Bukit Makatur ini, selain melihat fakta sejarah yang ada di Tugu Mc Arthur, pengunjung dapat menikmati puncak gunung yang sejuk dan menikmati pemandangan danau sentani dan bandara sentani Jayapura dari ‘atas bukit’. Bukit yang berada diatas ketinggian 325 mdpl merupakan wilayah Resimen Kodam Trikora. Hutan dan lingkungannya masih asri dan alami.

Di depan pintu masuk terdapat pos jaga yang selalu ditunggu oleh pasukan bersenjata laras panjang dan berseragam militer. Dengan meninggalkan selembar kartu identitas, pengunjung diijinkan memasuki kawasan ‘wisata’ dan ‘militer’ ini.

Dari Bukit Makatur, kalau memandang danau sentani dari kejauhan akan terlihat seperti perbukitan hijau yang dikelilingi pulau-pulau kecil dan air bening disekitarnya. Danau Sentani merupakan danau yang tenang. Danau dengan kedalaman 70 m dpl yang memanjang 30 kilometer ini luasnya mencapai 9.630 hektar, menyatu dengan cagar alam pegunungan cyclops seluas 245.000 hektar, dan terhubung dengan Samudera Pasific.

Di tepian danau sentani, menjulur landasan pacu ‘runway’ pesawat sepanjang 2.500-3.000 m yang dapat dilihat dari ujung ke ujung. Kalau dapat menemukan moment yang tepat, dengan menggunakan kamera teleskop kita dapat mengabadikan pesawat yang mau ‘landing’ maupun ‘take off’ di bandara sentani. (Cttn: Sewaktu di Bandara Sentani saya melihat selain terdapat tulisan / gambar “Dilarang Merokok”juga terdapat tulisan: “Dilarang Makan Buah Pinang”. Menurut informasi orang Papua sering mengunyah buah pinang dan ‘meludah saribuahnya yangberwarna merah’ sembarangan).

Danau sentani merupakan danau terbesar di Papua. Sentani sendiri diberi nama oleh seorang misionaris tahun 1898 yang memiliki arti: “Disini kami tinggal dengan damai”. Sejauh mata memandang, yang terlihat adalah pulau-pulau dan hamparan laut yang membentang luas yang hanya dibatasi cakrawala. Latar belakang pegunungan cyclops semakin mempercantik pemandangan.

Inilah sekilas kisah ‘numpang lewat’ dari tanah papua yang indah nan mempesona. Pemandangan yang indah dan tanah yang damai ini, mudah-mudahan tidak diganggu oleh ‘gejolak separatis’ atau kelompok pengganggu keamanan yang kadangkala masih muncul di bumi Cendrawasih.

Sekian catatan ringan dari Bukit Mc Arthur yang diiringi cuaca mendung dan rintik gerimis. Met Weekend.!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun