Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Candi Borobudur dalam Kisah Petualangan Tintin

1 Juni 2014   03:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:52 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Candi Borobudur dalam Kisah Petualangan Tintin

Week end merupakan kegiatan rutin membeli dan membaca buku, walaupun belum tentu tuntas habis dibaca. Malam ini, sambil menonton televisi yang acaranya tidak ada yang menarik dan ditemani secangkir chocolate hangat,sungguh nikmat membaca ulang komik favorit TINTIN. Tintin wartawan berjambul yang hidup lurus tanpa cela dalam kisah Tintin dan Alpha Art.

PT Indira penerbit komik dan cerita bergambar populer saat itu, belum sempat menerjemahkan dan mengedarkan Alpha Art di Indonesia. Beruntung ada Gramedia Pustaka Utama (GPU) yang sejak tahun 2008 mengambil alih dan memegang lisensi menerbitkan kisah petualangan Tintin di Indonesia. Alpha Art diterbitkan GPU pertama kali Pebruari 2009 dengan ISBN-10: 979-22-4285-6 alih bahasa oleh Anastasia Mustika dan Donna Widjajanto.

GPU menerbitkan ke-24 komik karya Herge mulai kisah petualangan Tintin di Tanah Soviet yang dibuat pertama kali tahun 1929 hingga komik terakhir Alpha Art yang diterbitkan tahun 1986. Sepeninggal Herge, Casterman menerbitkan Alpha Art “apa adanya” dalam bentuk buku sebagaimana aslinya berupa kumpulan sketsa dan tulisan tangan Herge. Casterman adalah penerbit buku komik yang didirikan oleh Donat Casterman di Tournai, Belgia.

Membaca Alpha Art memerlukan keseriusan dan konsentrasi tersendiri karena sulit dipahami. Alpha Art merupakan karya terakhir Herge yang belum tuntas, isinya masih berupa sketsa. Beberapa kali harus mengulang membacanya karena kisahnya misterius dan penuh teka-teki yang sulit ditebak.

Herge mulai menulis Alpha Art tahun 1980, namun kisahnya tidak pernah selesai karena tahun 1983 Herge meninggal akibat anemia dalam usia 76 tahun di Brussels. Pada awal menulis, Herge sendiri belum yakin kemana cerita Alpha Art akan berkembang dan berakhir. Herge berpesan, Tintin tidak dapat diselesaikan tanpa dirinya. Menjelang ajal, Herge sudah tidak punya waktu untuk riset dan menyelesaikan proses kreatifitasnya. Akhirnya kisah Alpha Art dibawa Herge ke alam keabadiannya.

Dalam sketsa Alpha Art yang baru ditemukan terdapat gambar Candi Borobudur, didalamnya terdapat coretan tertulis “sondonesie”, dan ada dialog yang menyebutkan kata-kata duta besar sondonesia.

Andaikata saat itu Herge masih sehat dan dapat menuntaskan Alpha Art, bukan tidak mungkin Candi Borobudur salah satu keajaiban dunia dari Indonesia makin terkenal. Ini mengingatkan Bandara Kemajoran dalam “Penerbangan 714” yang ada dalam kisah petualangan Tintin yang mendunia. Salam dari Indira. Penggemar Tintin.

Salam Kompasiana !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun