Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sampah Fotografi

12 Februari 2019   23:56 Diperbarui: 13 Februari 2019   00:14 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi tadi sewaktu membaca Klinik Fotografi asuhan Arbain Rambey di Harian Kompas ada hal menarik yang perlu disimak dalam memahami sampah fotografi. Memotret sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan hasil pemotretan sebenarnya adalah perbuatan yang "tidak hijau" alias tidak ramah lingkungan.

Di era digital pemborosan dalam pemotretan adalah pemborosan energi listrik dan lebih jauh membuat keusangan yang lebih cepat pada alat-alat yang dipakai untuk memotret. Sampah kamera, baterei dan perlengkapannya adalah barang-barang yang tak bisa terdaur ulang secara alamiah, bahkan cenderung mengandung bahan yang berbahaya bagi lingkungan. Pun, kertas foto sulit terurai, bahkan mengandung zat-zat yang sedikit banyak beracun.

Saat traveling membawa kamera seringkali aku asal menjepret jika melihat alam dan lingkungan sekitar yang kuanggap menarik. Karena menggunakan kamera digital kita dapat menjepret sebanyak-banyaknya, bila gagal atau hasilnya kurang bagus, gambar bisa langsung dihapus. Bayangkan jika menggunakan kamera analog tentu tidak bisa melakukan hal seperti itu. Padahal secara tidak sadar memotret sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan hasil  telah menciptakan sampah fotografi, seperti menguras baterei, pemborosan energi, memenuhi folder dan lain sebagainya.

Tempo hari dalam perjalanan di udara menggunakan pesawat ATR Propeler 7 (tujuh) seat  di atas samudera hindia pemandangan cukup indah. Tak kusadari kamera ditanganku menghasilkan ratusan jepretan sampah fotografi, baterei kamera terkuras dan memory full. Hasil jepretan ku lumayan banyak. Dari atas burung besi dapat memotret lautan samudera, awan putih dan pemandangan indah sejauh mata memandang. 

Di bawah ini sebagian  "sampah" fotografi hasil jepretan yang tersimpan di folder ku.

Di pesawat propeler/dokpri
Di pesawat propeler/dokpri
Awan putih diatas samudera hindia/dokpri
Awan putih diatas samudera hindia/dokpri
Dokpri
Dokpri
Menjelang tinggal landas/dokpri
Menjelang tinggal landas/dokpri
Laut biru samudera hindia/dokpri
Laut biru samudera hindia/dokpri
Gelombang ombak ditepi pantai/dokpri
Gelombang ombak ditepi pantai/dokpri
Sampah fotografi memang tidak berguna jika menjadi polusi, tetapi kalau jepretan ini ku posting di Kompasiana, foto yang tadinya "sampah" di folder ku barangkali bermanfaat bagi orang lain. Tidak perlu hasil jepretan dicetak di atas kertas foto, namun dengan cetak digital dapat dinikmati di layar kompasiana bagi sobat kompasianer penikmat foto.

Sekilas catatan perjalanan.
Salam malam. Salam 00:00.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun