Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sirine Unik di Gedung Sate

23 November 2018   00:00 Diperbarui: 23 November 2018   00:14 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu obyek wisata bangunan  bersejarah di Bandung yaitu Gedung Sate. Bangunan yang dibangun zaman kolonial Belanda yang menghabiskan biaya sekitar 6 ( enam) juta gulden hingga kini masih berdiri kokoh.

Nominal 6 (enam) juta gulden dilambangkan dengan 6 (enam) tusuk sate diatapnya, padahal lingkaran yang menyerupai "sate" sebenarnya merupakan bunga lotus yang tengah kuncup. Namun masyarakat telah populer menyebut atap tersebut sebagai 6 (enam) buah tusuk sate.

Dokpri
Dokpri
Tangga menuju lt atas/dokpri
Tangga menuju lt atas/dokpri
Pemandangan dari puncak Gedung Sate yang berlantai 5 (lima) ini sungguh menakjubkan. Untuk menaiki puncak Gedung Sate pengunjung dapat menggunakan tangga kayu jati Belanda yang kokoh dan artistik maupun naik lift hingga lantai empat dilanjutkan menaiki tangga ke puncak gedung.

Panorama Gunung Tangkuban Perahu di arah utara dan Gunung Manglayang di arah timur serta sekeliling kota Bandung terlihat sangat indah dan menawan. Suasana sejuk dan sepoi angin semakin nyaman untuk berlama-lama berada di puncak gedung yang dibangun tahun 1920, apalagi sambil menikmati secangkir kopi untuk menambah kehangatan.

Meja kursi untuk rehat/dokpri
Meja kursi untuk rehat/dokpri
Obyek menarik di lantai atas Gedung Sate adalah sebuah Sirine tua. Keberadaan posisi sirine tegak lurus dengan tusuk sate di atap gedung. Sirine tua setinggi satu meter buatan Swedia hingga kini masih berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik.

Ruang sirine/foto tribunenews
Ruang sirine/foto tribunenews
Sirine ini terletak di tengah ruangan pertemuan untuk menjamu tamu khusus di lantai atas yang berdinding kaca sehingga pengunjung dapat  merasakan dan melihat keindahan bumi priangan dari ketinggian.

Sirine yang sepuntas bentuknya mirip atap cerobong berwarna hijau ini dahulunya dibunyikan sebagai penanda perang. Unik karena berbeda dengan sirine era modern yang bentuknya lebih sederhana. Suaranya menggelegar dan terdengar hingga seluruh penjuru kota. Kini sirine hanya dibunyikan / dioperasikan di waktu-waktu khusus saja seperti pada upacara hari kemerdekaan, awal dimulainya ibadah puasa ramadhan dan awal memasuki tahun baru.

Buat sobat kompasianer yang sedang berwisata ke Bandung, jangan hanya sekedar wisata alam, fesyen dan kuliner saja. Sekali-kali kunjungi wisata heritage ini, masuki dan naiki bangunan bersejarah yang monumental ini,  dijamin akan puas menikmati lanskap kota Bandung dari puncak menara.

Di dalam gedung dan bangunannya pengunjung juga akan mendapati sudut spot-spot menarik untuk fotografi, melihat artefak khas Jawa Barat serta kisah-kisah mistis dan unik yang menarik.

Bangunan dalam yang artistik/dokpri
Bangunan dalam yang artistik/dokpri
Yuk piknik. Gratis loh masuk Gedung Sate!

Sekilas catatan perjalanan. Salam Malam. Salam 00:00.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun