Salah satu obyek wisata bangunan  bersejarah di Bandung yaitu Gedung Sate. Bangunan yang dibangun zaman kolonial Belanda yang menghabiskan biaya sekitar 6 ( enam) juta gulden hingga kini masih berdiri kokoh.
Nominal 6 (enam) juta gulden dilambangkan dengan 6 (enam) tusuk sate diatapnya, padahal lingkaran yang menyerupai "sate" sebenarnya merupakan bunga lotus yang tengah kuncup. Namun masyarakat telah populer menyebut atap tersebut sebagai 6 (enam) buah tusuk sate.
Panorama Gunung Tangkuban Perahu di arah utara dan Gunung Manglayang di arah timur serta sekeliling kota Bandung terlihat sangat indah dan menawan. Suasana sejuk dan sepoi angin semakin nyaman untuk berlama-lama berada di puncak gedung yang dibangun tahun 1920, apalagi sambil menikmati secangkir kopi untuk menambah kehangatan.
Sirine yang sepuntas bentuknya mirip atap cerobong berwarna hijau ini dahulunya dibunyikan sebagai penanda perang. Unik karena berbeda dengan sirine era modern yang bentuknya lebih sederhana. Suaranya menggelegar dan terdengar hingga seluruh penjuru kota. Kini sirine hanya dibunyikan / dioperasikan di waktu-waktu khusus saja seperti pada upacara hari kemerdekaan, awal dimulainya ibadah puasa ramadhan dan awal memasuki tahun baru.
Buat sobat kompasianer yang sedang berwisata ke Bandung, jangan hanya sekedar wisata alam, fesyen dan kuliner saja. Sekali-kali kunjungi wisata heritage ini, masuki dan naiki bangunan bersejarah yang monumental ini, Â dijamin akan puas menikmati lanskap kota Bandung dari puncak menara.
Di dalam gedung dan bangunannya pengunjung juga akan mendapati sudut spot-spot menarik untuk fotografi, melihat artefak khas Jawa Barat serta kisah-kisah mistis dan unik yang menarik.
Sekilas catatan perjalanan. Salam Malam. Salam 00:00.