Pagi tadi sambil nyruput secangkir kopi mata ku tertuju pada harian Kompas (23/10) pada  artikel klinik fotografi yang diasuh Arbain Rambey. Artikel tersebut menarik perhatian karena mengulas salah satu pecatur favorit ku Anatoly Karpov.
Di masa lalu langkah demi langkah bidak catur Karpov vs Korchnoi ketika bertarung memperebutkan juara dunia di Baguio City Philipina tahun 1978 sangat dinanti penikmat catur. Utamanya langkah amplop yang tertutup. Saat itu Karpov menang dramatis atas Victor Korchnoi dengan skor akhir 6-5. Liputannya dimuat di harian Kompas.
Selepas tidak bermain catur Karpov aktif dalam kegiatan dunia politik. Tanggal 15 Oktober 1993 Karpov berada di Jakarta dalam rangka kejuaraan dunia catur melawan Jan Timman dari Belanda.
Dalam kesempatan tersebut Kompas melakukan wawancara dengan Karpov terkait dunia catur dan sikap politik Karpov serta kondisi politik dalam negeri Rusia yang saat itu dipimpin Boris Yeltsin. Rusia saat itu sedang bergejolak ketidakpuasan kepada Yeltsin. Wawancara dilakukan oleh Brigitta Isworo dan Jimmy Harianto sedangkan foto hasil bidikan fotografer kondang Arbain Rambey.
Pelajaran dari artikel kompas dalam klinik fotografi tersebut, bahwa jika tepat cara mengambil foto wajah seseorang maka foto wajah layak menjadi foto headline sebuah surat kabar, apalagi wajah tersebut merupakan tokoh terkenal dan dipasang saat terjadi sebuah peristiwa besar. Pas foto pun layak ditampilkan menjadi foto headline jika  berita yang disajikan mempunyai isu yang kuat.
Visual ternyata memiliki daya pikat yang luar biasa. Â Ini merupakan pembelajaran dan tips fotografi yang layak diterapkan. Jadi, Â ekspresikan jepretan mu!
Salam malam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H