Kupat Tahu Blabak
Sekembali dari kawasan wisata Ketep Pass saat perjalanan menuju bandara Adi Sutjipto Yogyakarta ku sempatkan mampir ke warung kupat tahu di Blabak, Magelang. Kupat tahu merupakan santapan ringan yang cukup mengenyangkan berisi tahu, tauge dan kupat.
Bagi kompasianer zaman old tentu mengenal Blabak, dahulu daerah Blabak terkenal dengan pabrik kertas Blabak yang awalnya Perusahaan Negara (PN) kemudian sahamnya diambil perusahaan swasta yang sekarang pabriknya telah ditutup, kini Blabak makin dikenal dengan kuliner kupat tahunya. Usaha kecil yang diharapkan dapat mensejahterakan dan menggerakkan ekonomi warga. Ramainya usaha kupat tahu, membuat daerah ini juga menghidupi pekerja / tukang parkir kendaraan roda 2 maupun roda 4.
Warung kupat tahu di kawasan ini cukup legendaris, salah satunya warung "Dompleng". Dinamakan warung kupat tahu "Dompleng" karena mungkin dulunya  berjualannya menumpang. Ndompleng tenar atau ndompleng tempat, entahlah! Sekarang seiring berjalannya waktu  usaha kupat tahu semakin maju, laris, ramai dan dikenal orang luar kota. (Bahasa Jawa, dompleng = menumpang).
Warung Dompleng memiliki ruangan yang tidak terlalu luas dengan meja panjang dan kursi sederhana. Tempatnya selalu ramai didatangi pengunjung, bahkan umumnya berasal dari luar kota. Di jam-jam padat pembeli harus bergantian duduk dan mengantri menunggu pesanan.
Proses pembuatan dan penyajian kupat tahu ini cukup mudah. Setelah menguleg bawang putih, cabe merah, garam dan kacang tanah menjadi halus, lalu tahu goreng, kupat, kecambah/tauge, kol dimasukkan ke dalam piring. Setelah itu dituangkan gula merah, ditaburi bawang goreng, seledri dan kecap. Jadilah sepiring kupat tahu yang istimewa.
Nah untuk pelengkap menu tinggal ditambah kerupuk. Saat memesan bagi penikmat pedas dengan level tertentu (kayak kripik mak icih aja ada level pedasnya...hehehe) dapat menambahkan atau meminta jumlah cabai yang diinginkan sesuai selera.
Sajiannya cukup sederhana, tidak ditata di atas meja dengan rapi seperti halnya di rumah makan atau restoran. Di warung ini kupat tahu langsung disajikan dan diberikan kepada pemesan. Pemesan mau memakannya di atas meja, ataupun menyantap di dalam mobil yang parkir di pinggir jalan juga boleh karena keterbatasan tempat.
Setiap orang memiliki selera makanan berbeda-beda. Yang jelas bagi ku  kupat tahu ini uenak tenan apalagi makannya ditemani rintik gerimis yang tiada henti disaat perut keroncongan.