Minggu lalu saat berada di Yogyakarta kusempatkan mampir ke kawasan wisata Taman Tebing Breksi yang cukup fenomenal. Kawasan yang tadinya hanya untuk penambangan batu kini telah berubah menjadi daerah tujuan wisata yang cukup unik karena areal ini sekarang menjadi multifungsi. Taman Tebing Breksi yang mulai dibuka tahun 2015 lalu oleh Gubernur DI Yogyakarta dapat dimanfaatkan untuk wisata alam, konser budaya, maupun bumi perkemahan.
Pemerintah daerah perlu mendapat apresiasi karena memperhatikan bekas penambangan batu ini menjadi bermanfaat dari sisi wisata maupun peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat lokal. Dulu menjadi kuli atau penambang batu merupakan sumber penghidupan warga sekitarnya, kini ekoturisme yang menghidupi ekonomi warga karena jasa wisata, warung dan pedagang kecil tumbuh subur di sekitarnya. Idealnya anggaran untuk pengembangan kawasan wisata dan infrastruktur dimasukkan dalam APBD sehingga pengembangan wisata dan kelestarian lingkungan dapat berjalan seiring serta dapat meningkatkan ekonomi rakyat.
Saat memasuki kawasan pintu masuk Taman Tebing Breksi, kendaraan roda 4 (empat) yang kutumpangi hanya dikenakan tarif Rp. 5.000 (lima ribu rupiah) sebelumnya hanya Rp. 2.000. Hanya membayar lima ribu rupiah untuk kawasan seindah ini. Untuk pengunjung muslim yang datang berkunjung dan ingin ibadah sholat, di kawasan ini juga terdapat masjid yang batu bangunannya berasal dari penambangan batu.
Di Taman Tebing Breksi pengunjung dapat menikmati pemandangan senja yang menawan. Mulai menaiki anak tangga hingga ke puncak bukit pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas berswafoto. Dalam pengamatanku hal menarik yang ada di tebing ini selain panoramanya yang indah dan ukiran di dinding batu yaitu adanya tulisan-tulisan gaya wong Yogya yang menggelitik hati seperti foto di bawah ini.
Ini merupakan ide kreatif memanfaatkan burung hantu untuk di ajak foto bersama. Jangan khawatir burung hantu ini sudah jinak dan bisa diatur dengan berbagai pose, dan yang terpenting berfoto bersama burung hantu tidak dikenakan tarif, pengunjung hanya diminta memberi sumbangan sukarela dimasukkan ke dalam kotak kaleng, uangnya untuk membeli makanan burung dan pemiliknya. Hehehe… ide kreatif membuka lahan bisnis baru jasa penyewaan burung hantu.
Untuk membedakan tangga modern yang menggunakan eskalator untuk naik ke puncak tangga maka di tebing breksi ini cukup menggunakan anak tangga dari batu untuk sampai ke puncak tebing sehingga disebut eskalator jawa. Hehehe kreatif juga namanya.
Maksud tulisan ini aku gak begitu paham, apakah galau karena gak ada sinyal atau galau karena gak ada pulsa. Ehh jangan-jangan galau karena gak punya pasangan hehehe…, tapi kalau galau jangan lompat dari atas tebing yaaa...