Walau masih dalam suasana berduka, warung kecil ini tetap melayani pengunjung karena secara ekonomi tutupnya suatu usaha kecil/rumahan yang terlalu lama dapat mengurangi pendapatan untuk kehidupan sehari-hari penjualnya. Gudeg Yu Djum di “pusat” saat ini dikelola oleh putra-putri dan menantunya, sedangkan warung-warung kecil Yu Djum lainnya yang tersebar diberbagai tempat dikelola oleh cucu–cucu dan keponakannya.
Paket nasi gudeg sepiring berisi ayam, krecek, krupuk dan tahu tempe bacem dengan bumbu yang khas ini cukup untuk mengisi perut ku dan menghilangkan rasa lapar. Harga sepiring nasi gudeg cukup ekonomis untuk ukuran kuliner senikmat ini.
Kalau pengunjung ingin membeli untuk dibawa pulang atau untuk oleh-oleh juga disediakan paket besek atau kendil. Gudeg dalam kendil bahkan dapat bertahan hingga 5 (lima) hari kedepan dan tetap nikmat untuk disantap.
Yu Djum telah tiada, namun gudeg Yu Djum masih menjadi salah satu oleh-oleh favorit, dan setiap kali ke Yogya kuliner ini selalu ngangeni. Yuk ah pamit dulu, besok tak ceritain lagi deh kisah indah lain yang gak ada habisnya tentang Yogyakarta.
Salam kuliner.
Yogyakarta, 16 November ‘16.
*Foto-foto dokpri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H