Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kuliner Malam Gudeg Yogya

9 September 2016   05:20 Diperbarui: 9 September 2016   06:32 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seporsi nasi gudeg berisi ayam, telur krecek

Malam setelah mendarat di bandara Adi Sutjipto Yogyakarta, perut ku terasa sangat lapar. Tak terasa waktu telah menunjukkan lewat pukul 21.00. Situasi lapar seperti ini tempat yang tepat untuk mengisi perut ialah mencari kuliner malam. Tujuan ku yaitu ke warung gudeg yang buka hingga larut malam. Penjual gudeg yang buka hingga dini hari dan sering dijadikan sasaran kuliner malam yaitu Gudeg Permata.

Panci berisi aneka menu gudeg| Dok pri
Panci berisi aneka menu gudeg| Dok pri
Gudeg Permata ini berada di Jalan Sultan Agung, warung tendanya berada di depan gedung Bioskop Permata yang dulunya cukup legendaris di Yogyakarta. Sebagai informasi, saat ini Bioskop Permata bukan sekedar gulung layar tetapi sudah gulung tikar selamanya pada tahun 2010. Bioskop berkapasitas 350 kursi ini memutar film terakhirnya berjudul  "Gairah dalam Pergaulan", salah satu pemainnya artis top Luna Maya. Setelah bioskop ditutup, menurut tukang parkir yang berjaga di sekitarnya menginformasikan bahwa bioskop tersebut didalamnya banyak sarang laba-laba dan tikus dan menjadi rumah hantu.

Pengunjung menikmati menu kuliner gudeg| Dok pri
Pengunjung menikmati menu kuliner gudeg| Dok pri
Kembali ke masalah gudeg, sebenarnya di Yogya sangat banyak aneka olahan gudeg dengan penjual di berbagai sudut penjuru kota. Namun karena Gudeg Permata ini rasanya sangat khas maka tujuan ku melangkah ke lokasi ini. Gudeg Permata buka mulai pukul 21.00 hingga tutup pukul 02.00 dini hari. Tempatnya sangat sederhana namun dagangannya laris manis. Parkir motor maupun mobil selalu penuh bergantian, baik pengunjung dari dalam kota maupun luar kota Yogyakarta.

Pengunjung antri membeli gudeg
Pengunjung antri membeli gudeg
Pengunjung menikmati gudeg sambil lesehan
Pengunjung menikmati gudeg sambil lesehan
Untuk menikmati gudeg ini pengunjung bahkan ada yang mengantri selepas Maghrib, padahal warung belum waktunya dibuka. Jika tidak mendapat tempat duduk, penikmat gudeg pun rela duduk lesehan beralaskan tikar. Aku yang datang menjelang pukul 22.00 mendapat  antrian nomor 7. Saat duduk  di ruangan dengan meja kayu yang sederhana, ku amati pengunjung yang baru datang di meja sebelah telah mendapatkan nomor antrian 20. Weleh..weleh... dalam satu jam antrian sudah mencapai nomor 20. Unik juga cara membelinya harus pakai nomor antrian.

Nomor antrian pembeli gudeg
Nomor antrian pembeli gudeg
Wedang ronde
Wedang ronde
Sambil menunggu antrian gudeg disajikan, ku isi perut  lapar ini dengan segelas wedang ronde. Ronde ini di jual menggunakan gerobak dorong di tepi jalan bersebelahan dengan tenda warung gudeg. Terlihat sekali pedagang gudeg tidak memonopoli dagangan dengan menjual minuman sekaligus. Padahal kalau warung gudeg mau menjual makanan dan minuman ronde maka akan  memperoleh keuntungan lebih banyak. Ternyata pedagang kecil lebih tulus dalam berbagi rezeki dengan sesama pedagang kecil.

Seporsi nasi gudeg berisi ayam, telur krecek
Seporsi nasi gudeg berisi ayam, telur krecek
Gudeg Permata saat ini dikelola oleh penerus Ny Sri Sunarti.  Usaha kecil  ini selain menguntungkan juga dapat membuka lapangan kerja.  Sepiring gudeg komplit berisi telur, krecek dan ayam harganya relatif murah. Gudeg ini lezat dan gurih, rasanya tidak terlalu manis seperti gudeg Yogya pada umumnya.

Sensasi makan tengah malam memang berbeda rasanya. Lapar tengah malam mampir saja ke kuliner malam gudeg Yogya. Usaha rumahan yang melestarikan kuliner nusantara.

Salam malam Salam gudeg.

Yogyakarta, 8/9/16

*Foto-foto dokri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun