Hari kedua setelah lebaran Idul Fitri 1437 H, saat bersilaturahim ke tempat sahabat di Kota Sumedang yang berada di sebelah timur Kota Bandung, kusempatkan mampir ke Masjid Agung Sumedang yang cukup megah. Dalam catatan sejarah lisan, masjid ini telah berumur ratusan tahun, karena dibangun tahun 1850 oleh perantau  tionghoa yang tinggal di Sumedang. Bangunan masjid yang dibangun masa kepemimpinan Bupati Sumedang Pangeran Soeria Koesoemah Adinata alias Pangeran Soegih (1836-1882) arsitekturnya cukup unik. Bentuk kubahnya seperti pagoda, bangunan di dalamnya dipenuhi tiang khas gaya bangunan tempo dulu layaknya bangunan abad ke-19. Setelah dilakukan beberapa kali renovasi (tahun 1913, 1962, 1982 dan 2002) bangunan asli berupa menara bersusun tiga berbentuk limas diatapnya tetap dipertahankan sebagaimana aslinya sewaktu awal dibangun.
Di dalam ruangan masjid berlapis marmer untuk shalat tersebut  terdapat ratusan tiang yang cukup kokoh berdiri dengan total keseluruhan tiang sebanyak 166 buah. Di atapnya di pasang ornamen kayu sehingga menambah artistik ruangannya. Di koridor belakang masjid terdapat tulisan quran besar dan jam antik yang berumur sudah cukup tua.
Sekilas catatan ringan. Yuk ahh pamit dulu mau menikmati  kuliner ubi cilembu dan  tahu Sumedang yang rasanya gurih, nikmat dan maknyuss. Nah buat rekan kompasianer yang kebetulan melintasi Kota Sumedang Larang, silahkan mampir sejenak ke masjid yang bernilai historis ini, semoga dengan beribadah dapat meningkatkan iman dan  ketaqwaan kita kepada Tuhan YME.
Salam jalan-jalan dari Kota Tahu Sumedang.