Bagi warga Bandung, jauh sebelum nama jalan Inggit Garnasih dikenal, kawasan ini populer dengan sebutan nama jalan Ciateul. Untuk mengenang nama Inggit Garnasih yang merupakan (mantan) istri Bung Karno dan pernah tinggal di jalan Ciateul, maka pemerintah daerah mengabadikan namanya menjadi nama jalan.
Mendampingi seorang suami yang menjadi pejuang dan menjadi tahanan politik tidaklah mudah. Untuk memperjuangkan Indonesia merdeka, Bung Karno bahkan dijebloskan ke penjara Banceuy dan Sukamiskin oleh penjajah (Belanda). Dengan pengorbanannya, ibu Inggit Garnasih tetap setia mendampingi Bung Karno mewujudkan cita-citanya membawa Indonesia merdeka.
Di mata Bung Karno, bu Inggit bukan sekedar istri semata. Selisih usia yang jauh dengan Bung Karno, menjadikan bu Inggit bagaikan ibu dan kawan. Sayang perkawinan bu Inggit dan Bung Karno berakhir setelah hampir 20 tahun hidup bersama dalam suka dan duka.
Dari penulisan nama Inggit Garnasih dan pemasangan plank nama jalan yang salah seharusnya sudah diketahui sejak awal. Jika terdapat kesalahan menulis sebaiknya pemerintah kota jangan memasangnya. Dari pengamatanku, nama plank jalan yang salah tersebut sampai artikel ini diposting masih terpasang ditempatnya. Sungguh memprihatinkan, jika sampai warga Bandung tidak mengetahui nama Inggit Garnasih dan perjuangannya.
Pemkot Bandung sebagai pihak yang bertanggungjawab atas pengecekan dan pemasangan nama jalan Inggit Garnasih menjadi INGGIT GAMASIH seharusnya menindak tegas pihak yang salah dalam membuat / menulis nama tersebut. Sungguh ironis, nama yang sudah sangat dikenal oleh warga Bandung bahkan seantero nusantara tetapi kesalahan penulisannya dibiarkan saja.Â
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Menarik tulisan Ramadhan KH dalam "Soekarno Kuantar Ke Gerbang", di sini dilukiskan bahwa Inggit bukan sekedar kekasih. Dalam diri Inggit, Soekarno menemukan kawan sekaligus ibu. Di dalam rengkuhan perempuan sederhana itu, Soekarno tumbuh menjadi seorang pejuang yang tangguh.
Saranku kepada Bapak Ridwan Kamil, selaku Walikota Bandung diharapkan segera memerintahkan Dinas terkait untuk mencopot dan mengganti plank namanya kembali ke jalan yang benar. Jangan karena ada anggaran "proyek" pengadaan papan nama jalan, lalu pengerjaannya dilakukan secara sembarangan!
Salam haneut salam kompasiana!