Mohon tunggu...
Indira Revi
Indira Revi Mohon Tunggu... -

Simple Life...Simple Thought...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepada Pak Pos, Jasamu Abadi

28 November 2015   08:17 Diperbarui: 28 November 2015   10:45 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu, sebelum dikenal surat elektronik peran tukang Pos sangat diperlukan untuk mengirim berita via surat. Bahkan dimasa lalu sebelum tukang pos menggunakan motor atau mobil dalam mengantar surat, tukang pos identik dengan sepedanya.

Sekarang, kita hampir tidak pernah melihat tukang pos mengantar surat menggunakan sepeda. Untuk mengenang jasa pak Pos di Kantor Pos Besar Jakarta terdapat patung Pak Pos dengan sepeda khasnya. Patung Pak Pos dengan topi beserta sepeda dengan tas berisi surat yang siap diantar ke alamat tujuan. Tulisan yang ada dalam prasasti tersebut memang layak diberikan kepada Pak Pos. Ini bunyinya: "Sengatan terik mentari, guyuran air hujan bahkan topan dan badai bukan penghambat bagimu demi persahabatan antara manusia yang abadi".

Gedung Pos Ibukota merupakan kantor pos besar pertama yang dibuat Belanda di Batavia. Dihalamannya bahkan terdapat kotak pos (brievenbus) berangka tahun 1919. Jadi tak terbayang Pak Pos yang telah mengantar surat menggunakan sepeda sejak masa itu. Padahal saat itu tukang pos bukanlah pegawai yang bergaji besar, karena gaji tukang pos dibayar dari jasa / harga perangko yang tertempel di sudut atas amplop surat yang dikirim. Jadi kalau kirim surat jangan lupa tempel perangkonya ya, sebab jika tidak surat akan dikembalikan ke alamat pengirim.

Sampai sekarang, sesekali  aku masih menggunakan jasa surat menyurat konvensional ini. Saat menerima surat dari sahabat-sahabat ku, biasanya perangkonya kujadikan koleksi pribadi. Nah, buat rekan kompasianer yang mau ku kirimi surat dengan tulisan tangan asli silahkan tulis alamatnya. LoL.

Sekilas tulisan ringan. Met wiken.

Kantor Pos , 27 November 2015

*foto dijepret dari  hape

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun