KRIKO Burung Maskot Kompasiana
Gambar: Kompasiana
Admin Kompasiana baru-baru ini merilis nama burung yang menjadi maskot kompasiana, yaitu KRIKO. Pemilihan nama ini lucu, unik, dan khas sehingga menjadi pertimbangan kompasiana memberi nama tersebut kepada maskotnya.
Penjelasan admin terkait nama tersebut yaitu sbb: Nama KRIKO adalah usulan dari Kompasianer Muhammad Syukri, ia mengusulkan nama tersebut dengan makna, KRIKO (Dalam bahasa Gayo) adalah nama sejenis burung berkepala putih dan memiliki ukuran tubuh sebesar ukuran merpati, banyak ditemukan di dataran tinggi Gayo. KRIKO merupakan burung yang suaranya paling berisik, terutama di pagi hari. Jika ada orang atau makhluk lain yang mendekatinya, suara berisiknya makin keras dan berulang-ulang. Menurut beliau, KRIKO cocok menjadi nama maskot kompasiana, sebab Kompasiana sudah menjadi salah satu media warga yang paling riuh dan “berisik” untuk saat ini. Apalagi jika ada warga yang membahas sebuah isu, gaungnya melambung kemana-mana dan sempat menggegerkan kancah politik nasional. Kemudian, KRIKO dapat juga diartikan “Kreatif, Informatif dan Komunikatif.”
Nama Kriko ini agak ‘asing’ ditelinga saya, namun bagi penggemar burung mungkin nama ini sudah terbiasa di dengar. Dalam penjelasannya admin K menyebutkan burung ini berasal dari dataran tinggi Gayo. Saya yang pernah ‘jalan-jalan’ ke Aceh dan mampir ke Taman Nasional Gunung Leuser belum pernah ‘menemukan’ burung jenis ini. Padahal di TN Gunung Leuser terdapat lebih dari ratusan spesies burung di dalamnya.
Saya mencoba mencari informasi dari sahabat yang hobi burung. Disampaikan bahwa, sepintas, KRIKO ini mirip dengan burung Poksay. Atau memang Poksay(?). Kriko merupakan burung yang memiliki kicauan bersuara merdu dan di beberapa tempat burung sejenis ini (poksay) sering dilombakan dalam kontesburung yang mersuara ‘nyaring’. Untuk itubagi kompasianer yang sering berkicau di media K ini, mudah-mudahan menulis hal yang bernada ‘merdu’ dan bersuara ‘lantang’ sehingga gaungnya dapat mempengaruhi dunia nyata.
Setiap daerah memiliki kekhasan atas satwanya. Kriko merupakan burung yangperlu dijaga dan dilestarikan, sama halnya seperti kita menjaga kompasiana agar tetap lestari sebagai tempat untuk ‘belajar’, berbagi dan berkoneksi antar sesama kompasianer.
Kalau twitter dalam lambangnya juga terdapat gambar burung dan orang sering bilang nge-twit, maka kompasiana juga mempunyai burung yang pandai ‘menulis’. Terlepas gambar maskot berbentuk merpati namun berjulukan Kriko (poksay?), namun inovasi yang dibuat admin K sangat inovatif, kreatif dan inspiratif sehingga perlu mendapat apresiasi. Mudah-mudahan admin K selalu melakukan perbaikan-perbaikan dan pembaharuan yang mempermudah kompasianer untuk mengunjungi KRIKO.
Selamat buat KRIKO yang telah menjadi maskot kompasiana. Sampai bertemu dan berjumpa KRIKO dalam launching perdananya di kompasianival 2014... (eh..saya hadir kalau ada yang njemput ya…soale minder kalau berangkat sendiri ketemu kompasiner top markotop di kompasianival).
Salam Kriko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H