Apa kabar Oktober? Sudah mulai sering hujan lagi ya.. Semoga tidak berlebihan. Oktober adalah salah satu bulan yang biasa saya pilih untuk berlibur. Entah mengapa.. Sudah beberapa tahun belakangan saya biasa memilih bulan Oktober untuk melakukan trip. Minggu lalu saya berkunjung ke Jawa Tengah. Kota yang selalu ramah menyapa tamu – tamunya. Kadang saya merindu kota yang baru saja merayakan hari jadinya yang ke 257 itu. Persis di hari yang sama dengan hari ulang tahun saya. Akhirnya saya bisa merayakannya di Yogyakarta. Melipir ke Magelang adalah salah satu dari itinerary trip saya. Saya rindu Borobudur dan sekitarnya. Sebelum berangkat ke sana saya sudah booking penginapan di desa Tingal Wetan, Wanurejo, Borobudur. Rumah Boedi Private Residences Borobudur yang saya pilih, villa yang berjarak sekitar 1,5 kilo meter dari Candi Borobudur. Jam 5.30 sore saya tiba di Terminal Borobudur. Terminal sepi yang berhawa sejuk, berbeda sekali dengan terminal – terminal di Ibu kota negara kita ini. Begitu menginjakkan kaki di Terminal Borobudur, seorang laki-laki berumur sekitar 35 tahunan menyapa saya dan menawarkan jasa transportasi “Bentor”, Becak Motor. Saya duduk sebentar di warung kopi terminal sambil menanyakan tempat tujuan saya kepada si Mas Bentor. Tepat seperti yang di informasikan pihak Rumah Boedi Villa bahwa saya harus menempuh jarak sekitar 1,5 kilo atau kurang lebih 20 menit dengan menggunakan Bentor. Setelah mendapatkan harga yang cocok yaitu Rp 25.000 saya diantar ke penginapan yang nampak asri dari foto-foto yang saya lihat di websitenya. Mas Bentor pun sudah mengetahui lokasi Rumah Boedi, nampaknya sudah cukup familiar di daerah sana. Dia juga menawarkan saya untuk melihat sunrise dari atas bukit Punthuk Setumbu di dekat area villa. View sunrisenya adalah desa sekitar dan Candi Borobudur. Konon Gunung Merapi dan Merbabu akan terlihat dari bukit itu. Indah tentunya.. Jam 4.30 pagi harus sudah siap jika ingin diantar ke bukit tersebut. Dengan tarif Rp 30.000/orang untuk biaya masuk ke kawasan bukit, serta ongkos Bentor empat puluh ribu rupiah bisa untuk dua penumpang. Di Rumah Boedi pun ada fasilitas mobil yang akan mengantar anda melihat sunrise dengan biaya Rp 150.000/orang. Check in di Rumah Boedi dan disambut dengan keramahan para pegawainya. Saya memesan kamar studio, yang sudah memiliki view taman kecil disetiap kamarnya. Ketika staff Rumah Boedi mengantar saya menuju kamar, pemandangan nan asri langsung nampak di pendopo depan Rumah Boedi. Ada beberapa sofa nyaman, kursi, lemari kayu dan piano serta beberapa barang lawas yang tertata rapi. Air mancur menambah suasana menjadi semakin asri dengan taman dan satu set sofa dengan rangka rotan berukuran besar diletakkan di outdoor. Langsung membuat saya jatuh cinta dengan villa ini.
Beranjak ke kamar yang memiliki pintu kayu sebagai gerbang masing – masing setiap kamar membuat lebih private rasanya. Masuk ke dalam kamar yang memang tak telalu besar namun cukup nyaman dengan private view yaitu taman kecil. Menyanangkan rasanya. Melemparkan badan ke kasur empuknya, mengistirahatkan kaki sejenak. Namun karena ada tawaran coffee & tea time sampai jam 6 sore, saya segera beranjak ke pendopo untuk menikmati senja yang agak mendung dengan angin segar di kawasan Borobudur itu.
Sayangnya keesokan harinya saya bangun kesiangan. Batal melihat sunrise dan ternyata pagi itu mendung. Akhirnya saya berjalan–jalan di sekitar villa. Ternyata dari pintu samping resto ada pemandangan sungai dikelilingi pohon–pohon dan bukit. Indah sekali pagi itu. Udara segar dan pemandangan hijau. Jadi semakin malas untuk beranjak. Menikmati sarapan yang cukup nikmat dan sayangnya saya harus kembali ke Yogyakarta karena penerbangan yang sudah saya booking sebelumnya adalah di jam 12 siang. Dengan berat hati bergegas ke kamar dan packing. Tak sempat meminjam sepeda ontel yang disewakan Rp 35.000/hari. Padahal sekeliling penginapan adalah desa yang menarik untuk dikunjungi. Workshop batik, kerajinan dan tentunya Candi Borobudur. Harus kembali ke sini lagi dengan waktu yang cukup lowong.. Saya membatin.
Weekend getaway yang menyenangkan..!
Indonesia yang saya cintai dengan hamparan pemandangan alam indah, lahan hijau luas dan juga dikelilingi pulau–pulau yang indah, penduduk serta budaya yang beragam. Masih ada yang ingin mendustakan kekayaan besar alam negeri ini? Ayo pilih destinasi anda, rencanakan liburan di negeri sendiri dan temukan keindahan asli negeri ini. Indonesia tanah air beta!
-ndie
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H