Hello Traveler, akhirnya Jumat 27 Mei lalu saya berangkat ke Krakatau bersama salah satu Agen Perjalanan semacam backpackeran bersama-sama, begitulah kira-kira. Meeting point kami adalah di Ruang Tunggu Terminal Kampung Rambutan jurusan luar kota, jam 9 malam. Malam itu saya datang lebih awal, hujan besar di Depok sejak sore hari tidak membuat semangat saya berkurang untuk berangkat ke one of the famous volcanoes in this world yang sudah lama saya inginkan untuk mengunjunginya. Terima kasih untuk Bang Hendri yang telah menawarkan trip ini pada saya. Dia adalah pemilik Agen Perjalanan (Trip Organizer) yang bernama Planet Adventure. Saya bersama Liza dan Mita, teman yang saya temui sewaktu trip ke Karimunjawa tahun lalu dan berlanjut menjadi teman hang out, kali ini kami kembali ikut trip bersama. Sebelum jam 8 saya sudah sampai dan bertemu dengan Bang Hendri. Tak lama yang lain pun berdatangan dan kami pun berkenalan. Liza dan Mita tak lama muncul, kami langsung melepas kangen di terminal yang tidak terlalu ramai malam itu. Ada 20 orang yang akan mengikuti Krakatoa Trip ini. Selain Krakatau, kami juga akan snorkeling dan beaching di Lagoon Cabe, Umang - Umang Island dan Sebuku Island serta bermalam di Sebesi Island. Jam 9 malam kami berangkat dari Terminal Kp Rambutan menuju Merak dengan menggunakan bis Laju Prima. Jalanan yang agak rusak saat menuju Merak dan juga bis yang kadang berhenti di beberapa tempat membuat perjalanan kami ke Merak memakan waktu kurang lebih 3 jam. Dari Merak kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kapal ferry menuju Bakauheni.  Beruntungnya kami karena kapal ferry yang akan berangkat saat itu cukup bagus.
Dengan hanya membayar tiket Rp 11.000/org, KM Dharma Kencana IX cukup memiliki fasilitas yang boleh dibilang nyaman dan jauh berbeda dengan kapal ferry pada umumnya. Fasilitas untuk penumpang yang ingin tidur, sofa dan juga reclining seat, restorasi, smoking room serta mushola yang semuanya terbilang layak. Dengan waktu kurang lebih 120 menit, kapal ini akan mengantarkan kami dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni Lampung. Touchdown! Lampung. Hari masih pagi, sekitar jam 5.30. Sabtu pagi yang cerah, kamipun segera mengikuti Bang Hendri yang menyewa angkot dari Bakauheni menuju Dermaga Canti didaerah Kalianda, Lampung Selatan. Saya tidak bisa tidur selama di perjalanan. Dari mulai di bis malam ke Merak tadi yang supirnya sempat memasang house music dengan volume cukup kencang ditambah dengan jalanan yg tidak mulus, saya semakin tak bisa memejamkan mata di bis. Di kapal ferry yang reclining seat saja sayapun tetap tidak bisa memejamkan mata. Aaarrrggh.. beginilah nasibnya orang yang susah tidur. Untungnya di angkot dari Bakauheni menuju Canti sayapun terkantuk dan sempat tertidur sekitar 20 menit di sebelah seorang teman baru bernama Donny yang berasal dari kota Solo, namun bekerja di Jakarta sudah sekitar 5 tahun. Teman baru yang cukup menyenangkan dengan pembicaraan seputar traveling. Â Perjalanan kurang lebih 1 jam kami tempuh untuk sampai ke Dermaga Canti.
Segera sebelum kami melanjutkan trip ke Krakatau, toilet yang hanya ada 3 bilik di Canti menjadi rebutan para pengunjung yang pagi hari itu nampak cukup banyak. Ada yang akan berangkat trip ke Krakatau juga ataupun ke Kiluan. Tak sabar rasanya ingin segera menginjakkan kaki di Anak Gunung Krakatau yang merupakan sebuah legenda serta suatu kekayaan negeri ini yang saya pribadi membanggakannya sebagai warga negara dari bangsa yang kaya akan objek wisata maha indah. Saya mengingatnya, saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya sempat membaca buku tentang Krakatau yang pernah membuat dunia menjadi gelap selama beberapa hari. Sejak itu saya bertekad ingin mengunjungi Krakatau suatu hari nanti. Dan saat inilah, setelah bertahun-tahun lamanya mimpi saya akan menjadi kenyataan. Jam 7.30 kami berangkat ke Krakatau namun sebelumnya singgah di Sebesi Island untuk mengambil makan siang untuk kami nanti. Matahari terik menyinari perjalanan kami siang itu. Sunglasses dan sunblock adalah must bring item. Saya duduk di dak bawah kapal motor yang dikemudikan warga sekitar. Ternyata Krakatau tidaklah dekat. Saking semangatnya, sayapun kembali tak bisa tertidur. Saya hanya memandang hamparan Selat Sunda yang membiru dengan beberapa Gunung dan bukit terlihat dari tengah perairan. Sekitar 2 jam lebih akhirnya terlihatlah Gunung Anak Krakatau dan juga Gunung Rakata yang tampak bersebelahan. kami berteriak kegirangan melihat kenampakan tempat yang kami tuju. Â Kepulan asap terlihat keluar dari Gunung Anak Krakatau yang berdiri kokoh tepat didepan kapal kami. "Subhanallah..." kata pertama yang terucap dari bibir ini dan diiringi dengan antusiasme mengambil gambar Gunung Anak Krakatau atau orang-orang pun biasa menyebutnya dengan Gunung Krakatau. Jepretan demi jepretan dari kamera tak mampu menggambarkan rasa syukur dan bahagia saya bisa melihat salah satu kebesaranNya ini. Kapalpun akhirnya merapat persis di kakai gunung. Petugas sudah ada di situ. Setelah selesai melapor pada petugas yang berada di kaki gunung, kami pun segera menyusuri jalan setapak yang nampak berpasir. Saya masih tidak percaya, melihat Krakatau, mimpi saya sejak kecil, dan saat ini persis di depan nata saya. Malah saya sedang mendaki ke puncaknya. Pemandangan yang indahpun terlihat saat mendaki ke atas.
Birunya air laut dan gunung serta bukit yang menghiasi sekitar Krakatau menjadi pelipurlara saat kelelahan ditengah perjalanan. Jangan lupa membawa air mineral atau minuman ion dan lainnya yang tidaklah memberatkan anda namun bisa menyegarkan saat anda mendaki. Sebelum jam 12 siang, akhirnya saya berhasil menapakkan kaki di puncak Gunung Anak Krakatau. Yak, saya berdiri di sana . Alhamdulillaaaah... Tuhan telah mengabulkan lagi salah satu keinginan saya, yaitu menginjakkan kaki di Krakatau. Kami berfoto - foto dan menikmati kelelahan saat menanjak tadi, kelelahan yang sangatlah terbayar saat telah sampai dan mendekat dengan puncak Gunung yang
ledakannya dulu konon mengalahkan ledakan bom di Hiroshima, 30.000 kali lebih dahsyat saat Krakatau Purba meletus pada tanggal 26 & 27 Agustus 1883 silam. Siang itu di puncaknya yang dilapisi sulfatara putih sehingga seperti dilumuri sedikit salju, dari puncak Krakatau sempat terlihat asap hitam mengepul, ada letupan kecil atau yang biasa disebut erupsi yang keluar saat kami berada di atas. Saya kembali bersyukur. Rasanya bahagia ini tak mampu lagi dilukiskan dengan kata - kata. Perjalanan turun kami ke kaki gunung pun jadi tak seberat saat menanjak tadi. Di perjalanan kami bertemu beberapa wisatawan baik dalam ataupun luar negeri yang juga ingin melihat maha dahsyatnya gunung yang pernah membuat letusannya berdampak sampai ke negara lain. Setelah berfoto-foto dan juga bertemu seekor biawak di kaki gunung, kami pun kembali ke kapal dan menuju Lagoon Cabe untuk snorkeling. Kami makan siang bersama di kapal. Menikmati hidangan ala kadarnya yang terasa nikmat karena di santap bersama. Saya yang vegetarian, tidak ikut memakan lauk yang disajikan siang itu. untungnya Ibu saya sempat membuat sambel kecap yang terasa pedas dan meningkatkan gairah makan jadinya. Sambel kecap dan nasi?? Tetap nikmat dimakan di atas kapal bersama teman-teman baru. Ada Dwi yang membawa sambel goreng kentang yang mau berbagi dengan saya dan edie a.k.a brondie (brondong eddie) panggilan kesayangan dari teman - teman pada edie yang usianya kira - kira baru 25 tahun ini yang cukup menghibur kami yang sebagian besar perempuan berusia 27 tahun lebih ;D Oia, bahkan ada 3 orang peserta dari Bandung di trip kami ini. Ada seorang Ibu yang usianya diatas 40tahun. Beliau masih sering bertraveling walaupun sudah memiliki anak. Ibu Ira namanya. Ada juga Mba Endah yang sudah seringkali naik gunung juga bersama Bang Hendri yang juga seorang mountaineer dengan track record gunung - gunung yang di daki serta kontribusi memberikan rute baru bagi para pendaki di beberapa gunung di Indonesia dan juga telah menulis sebuah buku tentang tutorial pendakian gunung. Sampai di Lagoon Cabe yang hanya sekitar 15 menit dari Krakatau, kami yang sudah kegerahan sejak tadi, membuat tak sabar ingin segera menceburkan diri ke Lagoon Cabe yang karangnya sudah nampak terlihat saat kapal kami akan bersandar. Dan tidaklah salah dugaan saya, spot snorkeling di Lagoon Cabe yang kami kunjungi ternyata memang tidak memiliki kedalaman yang sangat. Tak lama saya sudah berada bersama karang dan ikan - ikan di sana.Â
Saya sempat menuju ke agak tengah, namun memang tidak dalam dan sepertinya ubur - ubur serta sejenis plankton telah berkenalan dengan kulit saya dan membuat kulit terasa perih. Namun terkalahkan rasanya saat saya bisa melepaskan penat dengan melihat kekayaan alam hayati di Lagoon Cabe milik bangsa ini. Apalagi ketika  melepas life jacket dan menyelam sesaat bersama Bang Hendri dan Mas Donny untuk mengambil gambar dalam air. Selesai sudah kami bersnorkeling di Lagoon Cabe dan kembali ke Sebesi Island tempat kami menginap. Daerah yang memang cukup biasa dijadikan penginapan. Terlihat dari property seperti kasur - kasur yang sudah tersedia di dalam rumah yang kami sewa untuk bermalam. Selain itu juga ada katering yang dihidangkan di sebuah tempat seperti aula. Tampak ada kelompok trip dari Organizer lain yang juga mempergunakan rumah disekitar kami menginap dan makan bersama kami di aula tersebut. Oia, jangan khawatir.. di Sebesi sana anda juga bisa jajan di warung kecil yang buka 24 jam dan tak jauh dari situ juga ada yang menjual bakso dan mie ayam.  Hanya jajanan itu yang saya temukan. Yang pasti anda bisa beristirahat dan bisa melihat sunset serta sunrise di Sebesi Island. Indah... dan sangat menyenangkan duduk - duduk santai di pinggiran dermaganya. Keesokan harinya kami melanjutkan trip ke Umang - Umang Island yang berada dekat dengan Sebesi Island hanya sekitar 15 menit dari Sebesi. Kami akan snorkeling di sana. Ini membuat saya lebih kaget lagi. Kapal diberhentikan di tengah pulau, dan kami mulai menyeburkan diri bersama snorkel gear kami, ternyata ini lebih 'cetek' dari Lagoon Cabe. Kaki sayapun sempat terpentok karang beberapa kali. Hmmm.. perihnya tak terasa karena ikan - ikan di sini lebih beragam dan saya jumpai beberapa mahluk air yang tak pernah saya lihat. Kalau sekedar ikan nemo, itu berseliweran di tengah - tengah Umang - Umang Island. Bintang laut, ikan berwarna - warni, dan entahlah namanya apa, membuat saya semakin ingin belajar diving agar bisa menyelam lebih dalam lagi. Kami pun merapat ke tepian menikmati pemandangan sampai teriknya matahari tak terasa. Waktu menunjukkan pukul 11 dan kami segera menuju tempat terakhir sebelum kami akan kembali ke Jakarta melalui Dermaga Canti lagi. Next destination is Sebuku Island. Great view!! Air yang bening dengan gradasi hijau serta biru, dihiasi bukit di sekitarnya serta pasir yang masih nampak putih dan halus membuat wajib mengabadikan pemandangannya.
Sayangnya banyak karang dipinggiran pulau ini dan tertinggal sampah bekas makanan dan minuman. Semoga anda bukanlah bagian dari orang yang menyisakan sampah jika berkunjung ke tempat wisata yang indah. Namun tetap keindahan Sebuku Island menutup perjalanan kami bersama Planet Adventure dengan penuh senyum dan tiba-tiba menimbulkan kerinduan akan keindahan Karimunjawa bagi saya, Liza dan Mita. Entah mengapa, Karimunjawa Island bagaikan memiliki magnet yang cukup kuat bagi kami bertiga. Namun pulau - pulau disekitar Krakatau inipun tak kalah indah untuk dikunjungi. Dua hari sudah saya bersama Liza, Mita dan teman - teman baru dari Krakatau Trip yang dibuat oleh Bang Hendri dengan bendera Planet Adventurenya. Menyisakan kenangan dan pengalaman yang menarik serta teman baru yang menyenangkan. Â Kami pun bertukaran nomor telfon dan pin blackberry serta saling menghubungkan diri dijejaring sosial. Kami juga membuat grup di BB dan berencana akan mengadakan pertemuan untuk sekedar hang out dan ingin menyusun rencana trip bersama lagi. Weekend yang menyenangkan dan tak terlupakan pastinya. Bagi anda yang belum sempat berkunjung ke wisata light hiking, snorkeling dan beaching yang terletak di Selat Sunda ini, tak ada salahnya jika memasukkan ke list trip anda. Krakatau, menegangkan namun memuaskan saat bisa menjejakkan kaki di puncaknya. See u on the next trip! ;) -ndie @indietriana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya