Mohon tunggu...
Floren Tina
Floren Tina Mohon Tunggu... -

sedang belajar membagi ilmu dan mendidik anak-anak yang telah dipercayakan kepada sekolah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tak Ada yang Sempurna

18 Oktober 2013   23:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:21 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang hidup tak seindah yang kita bayangkan. Kadang juga teman yang kita “anggap” baik belum tentu baik. Butuh waktu yang lama untuk bisa menilai orang. Dari kejadian-kejadian yang ada kita jadi bisa menyimpulkan ataupun menilai seseorang.

Ada pegawai baru, diawal dia bekerja dia terlihat begitu ramah sampai-sampai setiap dia lewat selalu menyapa, tapi menurutku terlalu over. Walaupun dia terlihat ramah tapi aku berusaha untuk bersikap seperti adanya aku. Beberapa waktu berlalu, dia mulai suka ngosip, aku bilang suka karna ternyata di tiap tempat selalu mampir untuk ngosip dengan siapapun orangnya. Ternyata, semua orang menjadi bahan pembicaraannya. Dengan si A dia cerita tentang si B, dengan B cerita tentang A. Penjilat’lah menurutku, baik didepan orangnya tapi dibelakangnya menyeramkan hehehe.... termasuk juga terhadap aku. Geram juga rasanya dia ngomongin aku yang ngga benar, dia ngga tau kondisiku sebenarnya tapi dengan kalimatnya sendiri dia cerita ke banyak orang seolah-olah dia tahu segalanya. Sejak itu aku mulai membatasi diri dengannya. Herannya lagi ternyata hampir semua orang di tempatku bekerja juga tidak suka dengan dia.Eh, ngga taunya dia seperti itu untuk nutupi kekurangan dia. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu dengan berbagai permasalahan yang ada, dia ingin terlihat lebih dibanding orang lain. Itu kutahu saat ada orang yang bela-belain dia mati-matian karna dia dah berbuat salah banget dan mencoreng muka tempat kami bekerja.

Beda lagi dengan yang satu ini, dia selalu ingin terlihat “lebih”, lebih kaya, lebih mampu dll. Misal ada teman yang punya motor baru langsung dech ditanya macam-macam. Kadang juga ada yang beli barang bermerek juga langsung dikomentari. Dan yang paling ngga kusuka dia suka menyampaikan ke orang yang bersangkutan apa yang sudah orang lain dan dia katakan, tentunya berdasarkan versinya sendiri. Apa ya cenderung mengadu domba, tapi tiap kali ditanya pinter banget jawabnya, dan cenderung memojokkan orang lain.Dia paling senang orang lain dapat masalah dan akan terus menyudutkan orang tersebut. Di luar dugaan, ternyata uang koperasi yang dia pegang bermasalah tapi tiap kali ditanyakan selalu ada saja jawabannya, dan jangan heran bila orang yang bertanya tersebut akan langsung dapat teror/masalah.

Ada lagi yang selalu memanggil orang seenaknya sendiri, dan tak pernah mau menghormati orang lain. Selalu merasa banyak teman, tapi sebenarnya dia manfaatkan untuk dia sendiri. Misalkan orang tersebut dirasa sudah tidak menguntungkan dia akan melupakannya. Cerita seenaknya saja/ menjelekkan orang tersebut bila sudah tidak menguntungkan buat dia. Padahal sebenarnya dia..... berasal dari keluarga yang dengan masalah kompleks, di usianya yang sudah cukup matang belum ada pria yang mendekatinya.

Sebenarnya masih ada beberapa yang ingin saya ceritakan, tapi pada dasarnya orang cenderung ingin terlihat baik (tidak ada boroknya) berusaha menutupi kekurangannya dengan cara mereka misalnya membicarakan/mengekspos/menyudutkan orang lain. Orang memang tidak ada yang sempurna, selalu ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing tinggal bagaimana kita sebagai manusia menyikapinya secara dewasa agar tidak menyakiti orang lain.

Terima kasih buat orang-orang yang pernah singgah dan membuat saya lebih dewasa dengan sikap dan perbuatan kalian yang menurut saya cenderung menyakiti hati. Tapi jujur, tanpa kalian saya tidak mungkin seperti sekarang ini.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun