Mohon tunggu...
Debu Semesta
Debu Semesta Mohon Tunggu... Penulis - We are dust of universe, aren't we?

Mencari radar. Find me on instagram @debusemesta__

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

March, Experience...

11 Januari 2024   10:43 Diperbarui: 11 Januari 2024   10:48 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram @debusemesta__

Memasuki bulan maret, aku ikut kegiatan kampus di tempat yang pada bulan lalu aku survei. Senang bisa beradaptasi dengan orang lain. Ada fun games, outbound, dan kajian. Seru sekali, bisa ketawa-ketawa saat liat orang lagi ikut permainan buat bisa lanjut outbound. Itu pertama kali aku ikut kepanitiaan di kampus. Maklum, mahasiswa kupu-kupu.

Bukan hanya itu, aku juga sebenarnya ikut kepanitiaan kegiatan festival di kampus pada bulan maret. Tapi sayang, aku tidak bisa hadir. Kenapa? Ibuku. Dirawat kembali di rumah sakit. Sedikit kesal sebenarnya, ketika ada kegiatan aku harus memisahkan diri dan melanjutkan tugasku untuk menjaga di rumah sakit. Aku sedang berada di fase pertama untuk bertahan hidup dalam kondisi pada waktu itu. Oleh karena itu, menjadi emosional dan menganggap kehidupan ini tidak adil.

Ada kejadian menarik saat aku di rumah sakit, pertama kalinya melihat oksigen cair yang berada di luar ruangan mengalami kebocoran kecil. Jadi, disekitarnya seperti terdapat asap yang mengepul. Syukurlah langsung ada orang yang memperbaikinya.

Aku kembali menjadi orang waras ketika ingat bulan ini deadline pengumpulan lomba karya tulis ilmiah Jabar Call for Paper. Aku mengerjakan itu di rumah sakit. Hasilnya, aku lolos ke tahap pengumpulan full paper. Meskipun tidak masuk lima besar setelah pengumuman, tak apa, aku sadar masih dalam tahap belajar.

Bulan maret pun bertepatan dengan bulan ramadhan. Untuk pertama kalinya aku sholat tarawih, sahur, dan  buka puasa di asrama. Pernah pula buka puasa bersama teman-teman sekelas.

Selain itu, bulan ini pun aku mencoba untuk melakukan hal-hal baru, seperti melamar pekerjaan dan daftar beasiswa di luar kampus. Sayangnya, keduanya gagal. Untuk beasiswa sebenarnya lolos administrasi, lalu digantung ke tahap selanjutnya. Hingga berbulan-bulan tidak ada kabar hingga diinformasikan tidak bisa ke tahap selanjutnya. It's ok, fine. Tidak berekspektasi tinggi juga.

Untuk melamar pekerjaan, aku di tolak. Entah aku seorang mahasiswa karena takut tidak bisa membagi waktu dengan pekerjaan atau karena aku tidak punya orang dalam? Eh.

(Mengenai ini dilanjut bulan berikutnya, hehe)

temui aku di instagram @debusemesta__

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun