Mohon tunggu...
Indi Febriyanti Vimala
Indi Febriyanti Vimala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa K3

halokamu

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ditolak PTN Bukan Akhir Duniamu

18 November 2021   00:04 Diperbarui: 18 November 2021   18:23 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Halooo teman-teman, perkenalkan namaku Indi Febriyanti Vimala, biasa dipanggil Indi. Aku mahasiswa baru di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) program studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Aku tinggal dan lahir di Kota yang dijuluki dengan Kota Santri loh? Pasti kalian tahu kan? Yaa, aku tinggal dan lahir di Kota Jombang. Kota Jombang dijuluki Kota Santri, karena banyaknya institusi pendidikan Islam (pondok pesantren) disini. Bahkan ada pemeo yang mengatakan bahwa Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa, karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum (Rejoso).

Nah, sekarang aku mau bercerita nih gimana susahnya aku mendapatkan PTN dan ditolak beberapa kali.

Tahun ini adalah tahun yang cukup berat bagiku. Aku harus kesana kemari, jatuh bangun untuk mendapatkan PTN. Awalnya aku kira perjalananku mulus-mulus saja, tetapi di tengah perjalanan aku harus menarik nafas lalu menghela nafas, karena aku ditolak berkali-kali. Aku mengikuti 7 kali tes masuk perguruan tinggi negeri dan gagal semuanya. Rasanya ingin saja menyerah. Tapi aku ingat, aku ini anak tunggal, harapan orang tua satu-satunya. Aku harus bisa membahagiakan dan membanggakan kedua orang tuaku.

Tidak masuk daftar nama siswa eligible membuatku sedikit kecewa. Tapi tidak masalah, mungkin ini belum rejekiku. Akupun ikut mendaftar SBMPTN. Aku mendaftar SBMPTN dengan pilihan pertama Universitas Brawijaya dan pilihan kedua UPN "Veteran" Jatim dengan jurusan yang sama yaitu Sistem Informasi. Menurutku ini pilihan yang sulit, tapi aku nekad untuk mendaftar dipilihanku. Tepat puasa pertama bulan ramadhan tanggal 13 April aku melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) ini di Surabaya tepatnya di Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Aku menginap dirumah saudaraku selama seminggu, karena ayahku tidak mengizinkanku ngekost bersama teman-teman. Aku berangkat ujian diantar saudaraku. Sampai di UNESA aku bertemu dengan teman-temanku, disana kami menunggu sampai jadwal ujian tiba. Rasanya aku gelisah sekali, aku sangat takut.

Sebelum pengumuman SBMPTN,  aku juga mendaftar SBMPN. Aku berusaha belajar semaksimal mungkin, supaya aku tidak mengecewakan orang tuaku. Aku mendaftar SBMPN di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Politeknik Negeri Banyuwangi (POLIWANGI) dengan jurusan yang sama yaitu Teknik Informatika. Aku takut jika SBMPTN ku nantinya gagal. Maka daari itu, aku juga mendaftar SBMPN. Dua hari sebelum pengumuman SBMPTN, aku pergi ke Surabaya lagi mengikuti tes SBMPN. Tanggal 14 Juni pukul 15.00 WIB adalah hari yang ditunggu-tunggu. Yaaa, itu pengumuman SBMPTN. Setelah sholat asyar, aku ditemani ibuku membuka pengumuman itu. Rasanya aku takut sekali untuk membuka website ltmpt, aku takut jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Aku takut mengecewakan orang tuaku. Akupun memberanikan diri membuka pengumuman tersebut, awalnya masih eror karena banyak yang mengakses website ltmpt. Setelah beberapa saat, akhirnya bisa dibuka. Saat itu juga aku langsung menangis, aku mendapatkan kata "JANGAN PUTUS ASA DAN TETAP SEMANGAT" dari ltmpt. Rasanya aku sudah mengecewakan kedua orang tuaku. Malam harinya badanku langsung demam. Aku masih belum bisa menerima jika aku tidak lolos SBMPTN. Dan pada minggu itu juga, hari Sabtu tanggal 19 Juni pukul 15.00 adalah pengumuman SBMPN. Aku berharap aku bisa lolos. Karena ini harapanku satu-satunya. Tiba saatnya pengumuman aku merasa gelisah, aku takut jika ini gagal lagi. Akupun membuka pengumuman itu. Dan yaaa, hasilnya gagal lagi. Aku mengecewakan orang tuaku lagi. Aku menangis, sedih, belum bisa menerima semua ini. Ibuku menyuruhku untuk mendaftar tahun depan. Tapi kata ayahku, aku harus tetap kuliah tahun ini meskipun bukan di PTN. Pendaftaran juga tinggal mandiri saja.

Rasanya aku ingin menyerah saja. Tapi aku berfikir lagi, aku harus bisa membahagiakan orang tuaku. Suatu ketika, masih buka pendaftaran mandiri UNAIR. Aku disuruh ayah ibuku untuk mendaftar itu. Aku memilih prodi Sistem Informasi dan Matematika. Dua hari sebelum tes aku sudah berangkat, aku menginap dirumah saudaraku selama seminggu. Aku juga melakukan swab, karena persyaratan mengikuti tes harus menunjukkan bukti swab. Tanggal 29 Juni aku melaksanakan tes dan diantar saudaraku. Sekitar pukul 15.00 WIB akhirnya tes selesai juga. Rasanya sedikit lega tapi belum tau dengan hasilnya. Kata saudaraku, " apapun hasilnya entah nantinya lolos atau tidak setidaknya kamu sudah berusaha semaksimal mungkin, pasti masih banyak jalan". Selang waktu empat hari, tanggal 3 Juli adalah pengumuman mandiri UNAIR ini. Aku menunggu pengumuman ini sampai larut malam. Sekitar pukul 22.28 akhirnya pengumuman bisa dibuka. Aku sangat takut jika ini tidak lolos lagi. Yaaaa benar, aku gagal lagi untuk membahagiakan orang tuaku. Sampai-sampai aku tidak berani memberi tahu orang tuaku tentang hal ini. Aku sangat sedih. Paginya aku baru member tahu kabar buruk ini pada orang tuaku. Ayah ibuku selalu memberiku semangat, mereka bilang mungkin ini belum rejekinya. Aku sempat iri dengan teman-temanku yang dengan mudahnya bisa langsung mendapatkan PTN.

Beberapa hari kemudian, UNAIR membuka pendaftaran mandiri lagi, tapi ini vokasi. Akupun mencoba mendaftar lagi, dengan jurusan yang berbeda dari sebelumnya. Aku mencoba mendaftar program studi K3 dan Sistem Informasi. Ternyata di pendaftaran ini aku gagal lagi, aku dinyatakan tidak lolos. Di gelombang berikutnya dan gelombang keempat aku mengikuti tes mandiri UNAIR lagi dengan program studi yang sama. Tetapi tetap saja aku tidak lolos. Rasanya aku menyerah saja, mengapa aku susah sekali mendapatkan PTN? Mengapa aku tidak seberuntung teman-temanku? Mengapa ya Tuhan!!!. Aku ditolak mandiri UNAIR sebanyak 4 kali.

Dari kegagalan inilah aku mulai bangkit lagi, aku tidak boleh menyerah, aku mulai semangat lagi untuk belajar dan mencoba untuk mengikuti tes lagi. Sebenarnya aku berencana mendaftar dibeberapa PTS yang ada di Jombang, tetapi aku tidak yakin dengan program studi yang nantinya aku pilih. Aku mencoba mendaftar mandiri Universitas Negeri Surabaya (UNESA) gelombang 2 dengan jurusan Teknik Sipil. Tidak hanya itu, aku juga mendaftar di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) dengan pilihan pertama jurusan K3. Di pendaftaran UNESA ternyata aku gagal lagi, aku tidak lolos seleksi. Harapanku satu-satunya hanya di UNUSA ini. Aku berharap aku bisa lolos. Sekitar tanggal 3 Agustus aku mencoba membuka website pmb.unusa, saat itu juga langsung menangis. Aku menangis bahagia karena aku mendapat kata selamat dan diterima di UNUSA. Meskipun aku tidak mendapatkan PTN, aku sangat bersyukur diterima di UNUSA. Aku langsung member tahu ayah ibuku. Betapa bahagiaya mereka, karena aku sudah mendapatkan perguruan tinggi. Ya meskipun bukan PTN yang ku inginkan. Mungkin rejeki ku ada di UNUSA, inilah bagian dari rencanamu Ya Tuhan. Di UNUSA ini alhamdulillah aku mendapatkan teman-teman yang sangat baik. Semoga di UNUSA aku bisa menjadi mahasiswa berprestasi dan membanggakan. aamiin....

Sudah dulu ya teman-teman cerita dariku, mohon maaf kalau ada kata-kata yang salah. Sekian terimakasiii semuanyaaa...

Nama     : INDI FEBRIYANTI VIMALA

NIM       : 2440021016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun