Oleh : Ayu Wulandari & Indi Mawarni, Â Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ
Pada saat ini dunia telah di gemparkan dengan adanya wabah yang dimana disebabkan oleh SARS-CoV-2 (virus Corona) dan infeksinya yang disebut COVID-19. Infeksi virus ini awalnya ditemukan di Wuhan, Cina pada Desember 2019 dan telah menyebar dengan cepat ke berbagai belahan dunia. Coronavirus (Covid-19) yaitu virus yang sering terjadi pada manusia dan hewan. Â Â
Biasanya  virus  ini  menginfeksi manusia  pada  saluran  pernafasan,  mulai dari  flu  biasa  hingga  sampai  ketingkatan yang  lebih  serius. Infeksi   Covid-19 dapat   menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat.  Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu   >380C),   batuk   dan   kesulitan bernapas.Â
Selain  itu  dapat  disertai  dengan sesak  memberat,  fatigue,  mialgia,  gejala gastrointestinal  seperti  diare  dan  gejala saluran  napas  lain.  Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu  minggu (Yuliana 2020). Saat  ini  banyak sekali   Negara   yang   sudah   terinfeksi penyakit  Covid-19  tercatat  sebanyak  65 Negara  salah  satunya  Negara  Indonesia, tercatat   pada   tanggal   2   Maret 2020 Indonesia   terinfeksi   Covid-19 dengan jumlah  awal  dua  kasus.  Namun tercatat pada tanggal 31 Maret 2020 jumlah yang terkena virus Covid-19 bertambah sebanyak  1.528  kasus  dan  136  kasus kematian.  Hal  ini  menunjukan  tingkat mortalitas yang sangat  tinggi  di  Indonesia sebesar  8,9%  anggka  ini menunjukan Indonesia terinfeksi virus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara. Pandemi Covid-19 mengharuskan adanya pembatasan jarak sosial, hal ini di lakukan untuk menekan penyebaran virus Corona di masyarakat agar tidak meningkat. Wabah penyakit Coronavirus (Covid-19) yang saat ini berlangsung telah menjadi sorotan  utama  masyarakat  karena memberi  dampak di berbagai bidang kehidupan terutma di dalam  kehidupan sosial masyarakat dan kegiatan keagamaan masyarakat islam di masa pandemic.
Pembahasan
1. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kehidupan Sosial di Masyarakat
   Adanya Covid-19 mengakibatkan proses interaksi selama pandemi Covid-19 sangat terbatas sehingga untuk mencegah meningkatnya penyebaran proses interaksi sosial masyarakat harus  sesuai  dengan  protokol  kesehatan. Interaksi   sosial   dapat   diartikan sebagai  hubungan-hubungan  sosial  yang dinamis.  Hubungan  sosial  yang  dimaksud dapat  berupa  hubungan  antara  individu yang  satu  dengan  individu  lainnya,  antara kelompok  yang  satu  dengan  kelompok lainnya,  maupun  antara  kelompok  dengan individu.  Dalam  interaksi  juga  terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu   yang   nilai   atau   maknanya diberikan  kepadanya  oleh  mereka  yang menggunakannya (Prasanti 2017). Untuk menekan laju peningkatan kasus Covid-19 pemerintah mengambil kebijakan yaitu dengan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Kebijakan berupa sosial  distancing ini secara sosiologis, telah menyebabkan perubahan kehidupan sosial masyarakat sehingga tatanan nilai dan norma yang ada kini harus direproduksi kembali untuk menghasilkan sistem sosial baru. Munculnya tata aturan yang baru ditandai dengan adanya himbauan bahwa segala aktivitas dilaksanakan di rumah secara daring melalui online. Berikut kegiatan yang di lakukan secara daring:
- Pemerintah menghimbau agar bekerja yang dahulu dilakukan secara Work From Office, namun kini dilaksanakan secara Work From Home, meski hal ini berdampak pada penurunan kinerja perusahaan  yang  kemudian  diikuti  oleh pemutusan hubungan kerja.
- Prorses pendidikan di laksanakan secara daring yang dahulu bertatap muka, namun kini dilaksanakan dengan melakukan pembelajaran jarak jauh melalui online.
- Pola kebiasaan masyarakat yang dahulu senang berkumpul dan bersalaman, kini dituntut untuk adanya jarak kontak fisik.
- Perilaku dan kebiasaan masyarakat yang dahulu bertatap muka, kini di lakukan secara virtual, sehingga fungsi teknologi menjadi sangat penting sebagai perantara interaksi sosial masyarakat di era pandemi saat ini.
- Kebiasaan masyarakat yang dahulu berkunjung ke rumah kerabat dan melaksanakan mudik pada saat Idul Fitri, kini masyarakat bercengkrama hanya melalui virtual.
- Segala aktivitas di lakukan dengan protokol kesehatan yaitu dengan selalu menerapkan mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak,dan  menghindari kerumunan
2. Kegiatan Keagamaan Masyarakat Islam di Masa Pandemi
Adanya covid-19 ini sangat berdampak pada bidang sosial, ekonomi, budaya dan keagamaan. Banyak perubahan dalam kehidupan yang harus dilakukan untuk menekan rantai penyebaran virus covid-19 termasuk dalam kegiatan keagamaan masyarakat Islam Indonesia. Pemerintah memberikan himbauan kepada masyarakat dan MUI mengeluarkan fatwa terkait penyelenggaraan ibadah di masa pandemi. Oleh karena itu masyarakat harus mematuhi peraturan yang ada untuk menjaga kesehatannya dan membantu pemerintah dalam menekan rantai penyebaran virus covid-19. Berikut kegiatan keagamaan yang dilakukan umat Islam di masa pandemi.:
a. Shalat berjamaah di masa pandemi