Mohon tunggu...
Indhy Rahmawati
Indhy Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gangguan Dalam Perkembangan Sosial-Emosional

19 Januari 2025   00:39 Diperbarui: 19 Januari 2025   00:39 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gangguan dalam perkembangan sosial-emosional merujuk pada masalah yang muncul dalam kemampuan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain dan mengelola emosi mereka. Gangguan ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan interpersonal, kinerja akademis atau pekerjaan, dan kesejahteraan mental secara keseluruhan.

Beberapa contoh gangguan dalam perkembangan sosial-emosional meliputi:

Kecemasan Sosial: Ketakutan yang berlebihan terhadap situasi sosial atau kegiatan yang melibatkan interaksi dengan orang lain. Ini bisa menyebabkan individu menghindari situasi sosial atau merasa sangat cemas saat berinteraksi dengan orang lain.

Gangguan Autisme: Kondisi neurodevelopmental yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Gejala dapat mencakup kesulitan dalam memahami bahasa non-verbal, keterbatasan dalam imajinasi dan empati, serta perilaku yang konsisten dan terbatas.

Sindrom X Frans: Sebuah gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami dan menggunakan bahasa secara efektif, serta menghargai perbedaan sosial dan budaya.

Gangguan Identitas Disosiatif: Kondisi di mana seseorang memiliki dua atau lebih identitas yang berbeda yang mempengaruhi cara mereka berpikir, merasa, dan berperilaku. Ini bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjaga konsistensi dalam interaksi sosial.

Kesulitan dalam Mengelola Emosi: Kesulitan dalam mengenali, memahami, dan mengendalikan emosi sendiri atau emosi orang lain. Ini bisa menyebabkan reaksi emosional yang berlebihan atau kurangnya empati terhadap orang lain.

Pengobatan dan intervensi untuk gangguan ini sering kali melibatkan terapi perilaku, terapi kognitif, dan strategi pengembangan sosial yang dirancang untuk membantu individu meningkatkan keterampilan sosial dan emosional mereka. Penting bagi orang tua, pendidik, dan profesional kesehatan untuk bekerja sama dalam mendukung perkembangan sosial-emosional anak-anak dan remaja agar mereka dapat mencapai potensi penuh mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun